Senin 16 Mar 2015 17:44 WIB

Kegagahan Pasukan Infantri di Masa Rasulullah dan Khulafaurrasyiddin (1)

Rep: c 24/ Red: Indah Wulandari
Lokasi Perang Badar (ilustrasi)
Foto: wikipedia
Lokasi Perang Badar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,Semua anggota pasukan perang di masa Rasulullah dan Khulafaurrasyiddin adalah orang Islam dari seluruh bangsa dan suku. Pasukan itu dipimpin oleh seorang komandan  dan panglima tertinggi (amir).

Khalifah di Madinah menyerahkan otoritasnya kepada para jenderalnya. Pada tahap-tahap awal, jenderal yang menaklukkan wilayah tertentu juga bertindak sebagai imam shalat dan hakim.

Al-Baladhuri mengisahkan bahwa Khalifah Umar mengangkat qadhi (hakim) untuk wilayah Damaskus, Yordania, Himsh, dan Qinnasrin. Jika memang demikian, maka dia adalah khalifah pertama yang membentuk lembaga kehakiman.

Pengelompokan pasukan menjadi pasukan inti, dengan dua sayap mengapit di depan dan di belakang, telah dikenal sejak masa Nabi, bukan berasal dari Bizantium atau Sasaniyah. Khamis (yang lima) adalah istilah yang digunakan untuk satuan militer ini. Pasukan berkuda ditempatkan berada di kedua sayap.

Dalam pengelompokan itu, kesatuan yang terdiri atas suku-suku Arab dijadikan sebagi pasukan cadangan. Masing-masing suku memiliki ciri yang berbeda, misalnya secarik kain yang dilekatkan di ujung tombak yang dibawa oleh orang yang paling berani di antara mereka.

Diriwayatkan bahwa panji-panji perang Nabi bergambar uqub (burung elang). Pasukan infanteri bersenjatakan busur dan panah, ketapel, ada juga yang melengkapi diri dengan perisai dan pedang. Pedang itu dimasukkan ke dalam sarungnya yang menjuntai di pundak sebelah kanan.

Harbah (pelontar) sebagai salah satu alat perang, diperkenalkan dari Abissinia.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement