REPUBLIKA.CO.ID,BRUSSEL -- Dirjen Pendidikan Islam menyambut antusias dan menyatakan siap membantu Muslim Belgia dalam mengadvokasi warga Muslim agar terintegrasi dengan komunitas Eropa yang lebih luas. Kamaruddin menanyakan apakah anak-anak muda Muslim Belgia mendapatkan pendidikan Islam yang memadai.
“Pendidikan, hemat saya menjadi fundamental issues bagi Muslim Eropa. Apakah mereka mendapatkan pengetahuan tentang Islam yang benar, Islam yang mengajarkan nilai-nilai kebajikan seperti toleransi, persamaan hak, gender equality, kasih sayang terhadap sesama, demokratis dan sebagainya. Itu bisa dimulai dari pendidikan Islam yang baik,” tegas Kamaruddin seperti dilansir laman Kemenag.go.id, Senin (16/4).
Menurut Kamaruddin, tidak cukup kalangan Muslim Eropa menyalahkan sistem yang ada, membenturkan kepentingan Muslim vis-a-vis Kristen, misalnya. “Kalangan muslim harus introspeksi diri juga, apakah selama ini mereka well at home dan mampu berintegrasi dengan masyarakat Eropa di mana sekarang mereka tinggal? Internal mereka sendiri banyak perbedaan akibat dari latar belakang dan asal negara,” tuturnya.
Ia menambahkan, “intinya introspeksi dan retrospeksi lah. Problem masyarakat Muslim Belgia harus dipandang sebagai masalah internal dan eksternal sekaligus.”
Kamaruddin secara tegas mengatakan bersedia membantu kesulitan yang dialami oleh masyarakat muslim Eropa, tentu sesuai kewenangannya dalam bidang pendidikan Islam. Di hadapan delegasi ENAR dan CIAB, Kamaruddin menyebutkan bahwa tindakan kongkrit Indonesia memperkenalkan Islam ke Belgia adalah membuka Program S2 Kajian Islam dan Studi Agama di Katholieke Universiteit Leuven (KUL).
“Dosen yang akan kita kirim ke KUL bukan hanya mengajar studi Islam, tetapi mereka akan kami beri tugas tambahan, yakni meneliti dan mempromosikan Islam Indonesia ke kalangan masyarakat Eropa, Muslim dan non Muslim. Kementerian Agama berkepentingan mempromosikan pendidikan Islam Indonesia dan menjadi kiblat pendidikan Islam bagi dunia,” tegasnya.