Selasa 10 Mar 2015 11:41 WIB

Makanan Halal Satukan Mahasiswa Islam dan Yahudi

Rep: Elba Damhuri/ Red: Bilal Ramadhan
Islam-Yahudi/ilustrasi
Foto: news.yourolivebranch.org
Islam-Yahudi/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Mahasiswa Muslim dan Yahudi kerap menghindari ruang makan di kampus mereka di Universitas Kalifornia San Diego (UCSD), Amerika Serikat (AS). Ketidaktersediaan makanan halal yang sesuai keimanan mereka menjadi sebab enggannya para mahasiswa ini makan di ruang makan Oceanview Terrace ini.

Wakil Presiden Persatuan Mahasiswa Yahudi di UCSD Zev Hurwitz mengatakan mahasiswa Islam dan Yahudi lebih memilih makan di tempat lain meski sebetulnya ingin berada di ruang makan kampus. "Tak ada makanan yang sesuai aturan agama kami yang cukup ketat mengatur itu di resto kampus kami," kata Hurwitz seperti dikutip media San Diego, Selasa (10/3).

Hurwitz dan mahasiswa Yahudi lainnya pun berbicara dengan mahasiswa-mahasiswa Muslim untuk mencari solusi atas masalah ini. Setahun lalu, kedua asosiasi mahasiswa ini membicarakan arti penting tersedianya booth makanan halal di ruang makan kampus.

Presiden Asosiasi Mahasiswa Muslim di UCSD Sammay Azhand meyakinkan pihak kampus bahwa keinginan mereka ini bukan isu politik. Ini juga, tegas dia, bukan isu Palestina. "Ini adalah isus makanan yang harus kami makan secara layak," kata Sammy.

Kedua asosiasi mahasiswa ini pun rutin mengadakan pertemuan. Hurwitz menyatakan projek bersama ini telah menyatukan mahasiswa Islam dan Yahudi untuk mencapai tujuan yang sama. Proyek ini pun, kata dia, berdampak positif bagi seluruh mahasiswa di Universitas Kalifornia karena mereka akan berkesempatan berinteraksi dengan populasi yang beragam.

Pada musim semi 2014, asosiasi mahasiswa di UCSD melakukan voting atas ide perlu adanya booth makanan halal dan layak secara Islam dan Yahudi di kampus mereka. Hasilnya, Asosiasi Mahasiswa Universitas Kalifornia mendukung secara bulat proposal kedua kelompok mahasiswa itu.

Menurut mereka, kampus harus menyediakan booth makanan halal dan layak menurut keyakinan Islam dan Yahudi. Apalagi, makanan ini pun bisa dikonsumsi kelompok mahasiswa lain yang menyukai makanan racikan Islam dan Yahudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement