Selasa 10 Mar 2015 08:24 WIB

Pemahaman yang Batasi Ruang Gerak Perempuan Perlu Dikoreksi

Rep: mg03/ Red: Agung Sasongko
World Muslimah Award 2014
Foto: Worldmuslimah.org
World Muslimah Award 2014

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ilmuwan Muslimah Internasional-Indonesia Prof. Dr. Amani Lubis, mengungkap ada tantangan terkait peningkatan taraf pendidikan perempuan yakni pemahaman terhadap ajaran agama yang membatasi ruang gerak perempuan. Ini perlu untuk dikoreksi sesuai dengan zaman dan konteks yang berlaku.

“Misal tadinya dalam tradisi keislaman lebih banyak perempuan didorong untuk di rumah saja untuk mendidik generasi muda. Nah sekarang dengan mengkaji teks sesuai dengan konteks zaman maka akan dilihat bahwa perempuan pada jaman rasulullah pun sudah melaksanakan tugas-tugas di ruang publik tanpa meninggalkan tugasnya di ruang domestik,” ujarnya, Senin kemarin.

Bukan mengganti fikih lama dengan yang baru, kata Amani, tetapi dengan membaca ulang dan menggali karena khazanah Islam sangat luas. Baginya perempuan harus bisa belajar dari kehidupannya lalu harus memperluas wawasan dengan pendidikan formal maupun informal.

“Lalu memahami tugasnya bahwa dia harus berdakwah, menyampaikan satu ayat satu hadist kepada lingkungannya. Agar dia sendiri diberdayakan dan lingkungan sekitarnya tercerahkan,” tukas guru besar Fakultas Syariah UIN Jakarta ini.

Selain itu, Amani juga mengatakan bahwa tantangan bagi perempuan muslim lainnya adalah stigma negatif terhadap muslimah dan ajaran islam.

“Tantangan selanjutnya kita tidak termakan isu isu negatif terhadap perempuan islam. Terhadap ajaran islam. Sehinga sesama muslim bisa saling meperkuat iman, yang pertama menjaga keluarga kita dari tantangan zaman lalu kita bisa menghadapi ke masa depan,” tutupnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement