REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj menganggap Islam di Indonesia lebih baik dari pada Islam di Timur Tengah. Sebab, Indonesia sudah memiliki komitmen kebangsaan dalam menghadapi konflik, baik konflik internal maupun eksternal.
"Alhamdulillah di Indonesia problem agama dan kebangsaan sudah tak lagi diperdebatkan kecuali sebagian kecil. Karena secara umum kita sudah punya komitmen nasionalisme," kata Said Aqil saat menggelar pertemuan dengan pemimpin redaksi sejumlah media massa di Kantor Pusat PBNU di Keramat Raya, Jakarta Pusat, Senin (9/3).
Sementara di Timur Tengah dilihat Said Aqil persoalan agama dan nasionalisme sangat sulit diwujudkan. Sebab rata-rata di negara Timur Tengah kata dia tidak punya organisasi massa sebagai penengah seperti halnya yang dimiliki Indonesia yaitu ormas sebesar NU ataupun Muhammadiyah.
Negara di Timur Tengah disebutnya hanya memilki pemerintah, militer dan partai politik. Uniknya yang dilihat Said Aqil adalah basis kekuatan partai politik di Timur Tengah adalah berdasarkan kesukuan.
Oleh sebab itu, bila terjadi konflik politik maka akan menyebar menjadi konflik suku. "Kalau sudah ada konflik politik, jadinya konflik antar suku, langsung bedil yang jadi penengah. Sementara kita di Indonesia sudah selesai dengan hal itu karena komitmen nasionalisme yang kita miliki," ujar Said Aqil.
Namun demikian, Said Aqil mengakui masih ada konflik-konflik kecil yang menjadi persoalan di Indonesia. Tapi, ia yakin selagi umat Islam memegang prinsip kebersamaan meskipun Indonesia punya corak agama dan suku yang beragam, konflik-konflik yang terjadi akan mudah diatasi.