REPUBLIKA.CO.ID, SERPONG -- Seorang mualaf, Ivan (37) mengungkapkan, selama ini hanya dua tempat yang telah memberikan pembinaan Islam dengan baik kepadanya. Yakni, Wisma Mualaf dan masjid di Bintaro, Jakarta Selatan.
Ivan yang sebelumnya beragama Protestan mengatakan hal yang paling dibutuhkan adalah pembinaan akidah dan agama, bukan ekonomi. Menurutnya, hal tersebut baru bisa didapatkannya dari tempat tersebut. Meski begitu, dia menerangkan masih belum puas ilmu yang selama ini dia terima.
Terkait kebutuhan pembinaan mualaf, Muhammadi Sulthon Abdullah, yang juga seorang mulaf, menyatakan sangat penting dan dibutuhkan.
''Hal ini, karena masa mualaf merupakan masa transisi. Artinya, para mualaf sangat membutuhkan arahan dari saudara muslimya dalam menyesuaikan diri terhadap agama Islam,'' ujarnya.
Laki-laki yang sebelumnya misionaris dari Kristen Mormon ini berpendapat pemerintah memang sangat dibutuhkan dalam pembinaan mualaf. Hal ini bukan berarti pemerintah harus mendirikan yayasan untuk pembinaan mualaf.
Menurut pria yang berusia 31 tahun ini, selama ini sudah ada yayasan maupun lembaga yang membina mualaf. Menurutnya, pemerintah hanya perlu mendukung dalam hal anggaran terhadap program lembaga swasta yang membina mualaf.
Secara jujur, pria yang mengenal islam pada 2008 ini menerangkan, tidak terlalu percaya dengan program lembaga pemerintah. Dia juga berpendapat selama ini lembaga swatsa lebih terlihat aksinya.
Maka dari itu, dia berharap pemerintah maupun lembaga pemerintah hanya perlu memberikan dukungan secara material terhadap para mualaf.
Selain pembinaan akidah, ia mengungkapkan, pembinaan skill juga sangat dibutuhkan para mualaf. Penyebabnya, banyak mualaf yang terusir dari keluarga atau dipecat dari pekerjaannya hanya demi Islam. Sehingga, banyak yang mualaf jatuh miskin.