REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Panitia IBF 2015, M Anis Baswedan mengemukakan, panitia optimistis jumlah pengunjung IBF 2015 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
“Kami mematok target pengunjung IBF 2015 sebanyak 425 ribu orang, naik dibandingkan IBF 2014 yang mencapai 410 ribu orang,” ujarnya.
IBF tahun 2015 mengusung tema Di Bawah Naungan Al-Qur’an. Menurut Anis, tema tersebut merupakan kelanjutan tema tahun-tahun sebelumnya yang terkait dengan kemukjizatan Al-Qur’an.
“Melalui tema ini, kami ingin mengajak umat Islam untuk senantiasa menjadikan Al-Qur’an sebagai pegangan hidup agar selamat dan bahagia di dunia dan akhirat,” tuturnya.
Ketua Ikapi DKI Jakarta Afrizal Sinaro mengatakan IBF 2015 terasa istimewa karena bertepatan dengan pemerintahan baru RI yang dipimpin oleh Joko Widodo. Salah satu keistimewaannya adalah Presiden Jokowi saat kampanye pilpres sering melontarkan gagasan tentang revolusi mental.
“Menurut kami, semangat Islamic Book Fair sangat sejalan dengan revolusi mental Presiden Jokowi. Ruhnya revolusi mental itu ada di IBF,” kata Afrizal Sinaro kepada Republika, Kamis (26/2).
Berkaca kepada perjuangan Rasulullah SAW, kata Afrizal, tugas utama Beliau diutus ke dunia adalah untuk menyempurnakan akhlak umat manusia. “Kami menerjemahkan hal itu sebagai revolusi mental.
Melalui IBF, Ikapi DKI dan panitia menghadirkan ribuan judul buku Islam bermutu yang insya Allah sangat mendukung upaya melakukan perbaikan akhlak dan kualitas umat. Dengan demikian, diharapkan akan terwujud umat Islam yang cerdas berilmu dan cerdas beriman,” papar Afrizal Sinaro.
Chief Excecutive Officer (CEO) Republika Penerbit Arys Hilman mengatakan IBF merupakan syiar Islam yang luar biasa. IBF menampilkan berbagai macam buku Islam, baik fiksi maupun nonfiksi.
“Melalui IBF kita bisa melihat bahwa sejak beberapa tahun terakhir minat baca umat Islam luar biasa. Hal itu ditunjukkan oleh jumlah pengunjung IBF yang selalu melonjak setiap tahun. Dan itu merupakan kunci penting bagi umat Islam untuk meraih kemajuan,” kata Arys Hilman kepada Republika, Kamis (26/2).