Senin 23 Feb 2015 17:02 WIB

Warektor Uhamka: Ilmu Barat Secara Idelogi tak Netral

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Karta Raharja Ucu
Warga menyaksikan miniatur Alquran raksasa yang di pajang di depan Masjid Raya Al-A'zhom Kota Tangerang, Banten.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Warga menyaksikan miniatur Alquran raksasa yang di pajang di depan Masjid Raya Al-A'zhom Kota Tangerang, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- ‎Wakil Rektor IV Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) Jakarta, Zamahsari mengatakan, Islamisasi ilmu pengetahuan bukan pekerjaan yang bisa selesai dalam lima tahun. Ini merupakan pekerjaan berabad-abad, sebab membangun metodologi keilmuan yang berbasis spirit Islam.

Islamisasi ilmu pengetahuan, kata dia menjelaskan, berangkat dari fenomena banyaknya ilmu pengetahuan yang ditransformasikan kepada anak-anak yang berasal dari Barat. "Tidak bisa diingkari kalau ilmu dari Barat secara ideologi tidak netral," katanya dalam seminar nasional Integrasi Islam dan Ilmu Pengetahuan di Uhamka, Senin (23/2).

Makanya, harus dilakukan Islamisasi terhadap ilmu dari barat agar cocok dengan budaya dalam negeri. "Jangan sampai generasi kita teralienasi (terasing) dari budaya kita sendiri," ucap dia.

Ia mengatakan, implementasinya di perguruan tinggi sudah dilihat dengan integrasi ilmu pengetahuan dengan Islam. Bahkan sudah menjadi kurikulum dan silabus.

 

"Seluruh perguruan tinggi Muhammadiyah harus mengintegrasikan ilmu dan agama. Keduanya saling melengkapi," katanya mengakhiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement