REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Mufti Arab Saudi, Sheikh Abdul Aziz Al-Asheikh mendesak umat Islam menjadikan perang terhadap terorisme sebagai kewajiban. "Penyalahgunaan agama oleh ekstrimis sangat merusak citra Islam," ungkap Mufti, seperti dilansir Onislam, Senin (23/2).
Mufti menyatakan kelompok ektrimis mengklaim tindakan mereka sesuai ajaran agama padahal kebanyakan dari korbannya adalah masyarakat tak berdosa. "Ini jelas, mereka orang-orang munafik dan pembohong," kata Mufti dihadapan Konferensi Internasional soal Terorisme.
Sekretaris Jendral Liga Muslim Dunia (MWL), Abdullah Al-Turki mengatakan, situasi yang terjadi saat ini memperlihatkan adanya aksi teror yang mengatasnamakan Islam. "Memerangi teror merupakan kebutuhan dalam Islam," ucapnya.
Al-Turki menjelaskan, kelompok-kelompok teroris dan pendukungnya menyatakan umat Islam kafir. Kemudian, mereka membunuh orang tak bersalah dengan dalih tindakan religius. "Ini sesat," kata Al-Turki.
Secara terpisah, Mufti Mesir, Shawqi Allam menekankan Islam tidak terkait dengan terorisme dan pembunuhan.
"Setiap Muslim sangat terkejut dengan serangan terhadap Charlie Hebdo di Paris. Ini serangan mengerikan dan melanggar norma dan ajaran Islam. Jelas, pelakunya tidak ada hubungannya dengan Islam," kata dia.
Mufti Allam mengatakan Tuhan menjunjung tinggi kesucian hidup sebagai prinsip hidup universal. Islam memandang pembunuhan itu harus dihukum. Kemudian, akan mendapat hukuman akhirat.
"Rasulullah mengatakan, kasus pertama yang diputuskan di antara orang-orang di hari kiamat adalah pembunuhan," ucapnya.