REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan, sebenarnya pesantren maritim itu sudah ada di Indonesia. Namun, tidak ada yang menyebutnya secara spesifik seperti itu.
Menurut Nassarudin, materi yang harus diajarkan dalam materi pendidikan di pesantren maritim"Namun bukan ayatisasi ilmu-ilmu kelautan, selain itu maqashid syari'ah masyarakat di pulau-pulau terpencil harus hadir, itu intinya," ujarnya, Rabu, (18/2).
Terkait perlukah mereka diajari cara menangkap ikan, mengolah ikan, dan menjualnya ke pasar, Nasaruddin mengatakan, jangan-jangan hal itu malah akan melahirkan alumni yang serba tanggung. Tidak bisa melaut secara sempurna seperti keterampilan Sekolah Pelayaran (SPM) dan tidak bisa juga baca kitab kuning seperti pesantren profesional.
Akhirnya, terang dia, lulusannya masyarakat tanggung, tidak profesional. "Saya kira tidak perlu menggunakan pesantren kelautan karena nanti bisa jadi ada pesantren perkebunan, pesantren pertanian, pesantren pertambangan, pesantren kerajinan tangan," terangnya.
Menurutnya, tidak perlu memperkaya papan nama tetapi memperluas kekecewaan. Akhirnya improvisasi kaya tetapi output miskin. "Namun kalau sudah dikaji lebih mendalam, ya silahkan jalan. Mungkin pendapat saya yang keliru atau lemah.," ucap dia.