Selasa 17 Feb 2015 13:42 WIB

Berlomba Membangun Rumah Tahfiz

Rep: Neni Ridarineni/Maspriel Aries/ Red: Damanhuri Zuhri
Sejumlah santri menghafal Alquran.
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Sejumlah santri menghafal Alquran.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Upaya mencetak generasi penghafal Alquran terus bersemai di berbagai daerah, salah satunya Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Di Kota Gudeg tersebut, hampir separuh dari total pondok pesantren yang ada menerapkan program hafal Alquran bagi santri dan satriwatinya.

“Diperkirakan dari sekitar 240 pondok pesantren, sebanyak 50 persennya menerapkan program hafal Quran,” kata Kepala Bidang Pendidikan Agama Islam Kanwil Kementerian Agama DIY Bardan Usman kepada Republika, Selasa (10/2).

Bardan mengatakan, program menghafal Alquran dilakukan secara mandiri oleh pesantren tanpa campur tangan dan bantuan pemerintah. Namun, dia mengakui tidak semua pondok pesantren memiliki program tahfiz (hafal) Alquran.

Kepala Seksi Pondok Pesantren (Ponpes) Kanwil Kementerian Agama DIY Rohwan mengatakan, beberapa tahun terakhir program menghafal Alquran tengah gencar dilakukan sejumlah pesantren.

Rumah-rumah tahfiz juga dibentuk masyarakat yang bekerja sama dengan Program Pembibitan Penghafal Al Qur’an (PPPA) Daarul Qur’an Yusuf Mansur. Rumah tahfiz ini berada di kawasan Deresan, Sleman, Sewon, Piyungan, dan Srandakan.

Sejak adanya PPPA Darul Qur’an, rumah tahfiz di DIY semakin meningkat jumlahnya. Namun, Rohwan mengakui, Pemerintah DIY belum memiliki bantuan bagi rumah tahfiz.

Hal ini berbeda dengan program Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan yang mencanangkan 1.000 rumah tahfiz. “Namun, setahu saya di Kabupaten Kulonprogo sejak tahun 2014 merintis adanya rumah tahfiz,” kata dia.

Program 1.000 rumah tahfiz di Sumatra Selatan bukan tidak mungkin diterapkan di DIY. Hal ini karena, menurut Rohwan, gerakan membangun rumah tahfiz sudah dirintis oleh masyarakat dan pesantren. Hanya saja, sifatnya masih bersifat parsial dan belum menjadi gerakan massal.

Rohwan berharap Pemerintah DIY peduli terhadap niat baik ini. “Saya sangat mengapresiasi bila Pemda DIY secara khusus mengalokasikan dana untuk program penghafal Alquran,” ujarnya.

Kepala Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan Sekretariat Daerah DIY Wijoseno Hario Bimo mengakui Pemda DIY belum memiliki anggaran untuk program rumah penghafal Alquran. “Setahu saya, di DIY belum ada untuk program itu,” kata Bimo kepada Republika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement