Jumat 13 Feb 2015 19:06 WIB

Singapura dan Meulbourne Terapkan Tata Kota Islami

Rep: c83/ Red: Karta Raharja Ucu
Singapura selalu penuh dengan wisatawan Indonesia di saat liburan panjang
Foto: Singapore.co
Singapura selalu penuh dengan wisatawan Indonesia di saat liburan panjang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Tata Kota, Nirwono Yoga mengatakan Meulbourne dan Singapura mereapkan tata kota Islami. Meski penduduk kedua kota bukan mayoritas Islam.

Nirwono mengatakan, ada delapan hal yang harus diperhatikan untuk mewujudkan tata kota Islami. Kedelapan hal tersebut digunakan Nabi Muhammad saw pada saat menjadi pemimpin dalam membangun Kota Madinah.

Baca Juga

Di antaranya pembangunan kota tidak merusak alam, pentingnya keberadaan ruang publik, pengolahan air yang berkelanjutan sehingga tidak menyebabkan bencana banjir dan sebagainya, pentingnya pengelolaan sampah karena kebersihan merupakan bagian dari iman, bangunannya harus menyesuaikan dengan kondisi alam. "Ini artinya jika kawasan yang rawan banjir maka yang harus didirikan rumah panggung," kata Nirwono saat berbincang dengan ROL, Jumat (13/2).

Selanjutnya yakni melakukan penghematan energi dengan mengembangkan bangunan ramah lingkungan serta membuat sarana transportasi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan dengan menempatkan jarak antara satu bangunan dengan bangunan lainnya dengan jarak yang tidak terlalu jauh. "Dan yang terakhir yaitu pentingnya partisipaasi masyarakat dalam mendorong umat Islam untuk berperan memperbaiki kotanya," ucap dia.

Nirwono berkata, pembangunan tata kota Islami tidak harus disertai dengan simbol-simbol Islam. Kota Islami yang menarik yakni yang universal. "Misalnya untuk arsitektur bangunan masjid. Setiap daerah memiliki arsitektur masjid yang berbeda-beda seperti di Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi," ucap dia.

Situasi itu menjadi tantangan tersendiri bagaimana menciptakan kota Islam namun tetap mempertahankan kekhasan kearifan kota tersebut. "Jangan sampai menampilkan simbol-simbolnya saja tetapi semangatnya yang harus ditampilkan. Nggak perlu simbol justru yang penting spiritnya. Garis besarnya sebenarnya kota yang ramah lingkungan melestarikan alam. Itu yang Islami sebenarnya," katanya.

Komisi C Kongres Umat Islam Indonesia sebelumnya merekomendasikan revitalisasi arsitektur dan lanskap tata kota Islami di Indonesia. Nirwono berkata, agar rekomendasi dari KUII ini dapat terealisasi, diperlukan penunjukan lembaga yang bertanggung jawab untuk mewujudkannya. Selain itu, juga perlu dipastikan bahwa anggrannya mencukupi.

Jika tata kota islami ini terwujud, kata dia, maka akan ada tiga keuntungan yang dirasakan. Yakni Keuntungan ekologi,  ekonomi dan sosial. "Dengan begitu maka kesejahteraan penduduk kota meningkat dan pemukiman kumuh berkurang sehingga akan menjadi kota yang produktif dan kreatif," katanya mengakhiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement