REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Puluhan budayawan dan seniman Muslim di Yogyakarta mendeklarasikan forum musyawarah di Masjid Mataram Kotagede, Rabu (11/2).
Nampak budayawan dan seniman yang bergabung dalam forum tersebut, antara lain Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun, tokoh Kotagede Kharis Zubair, KH Jawis Mashuri, Jabrohim, Mustofa W Hasyim dan beberapa budayawan lainnya.
“Terbukti bahwa selama ini Islam itu memelihara budaya lokal. Budaya itu sudah menjadi bagian dari Islam," kata Kharis Zubair.
Deklarasi ini, ujarnya, merupakan salah satu bentuk dukungan budayawan dan seniman Muslim terhadap keistimewaan DI Yogyakarta. Menurutnya, Yogyakarta ini terbentuk karena adanya kerajaan Islam. Sehingga Islam tidak bisa dipisahkan dari sejarah Yogyakarta sendiri.
Namun, kata dia, selama ini Islam diidentikkan dengan kultur yang mematikan budaya lokal. Sehingga merugikan Islam sendiri.
"Karenanya kita harus memperjelas posisi kita bahwa kita ini Muslim," katanya.
Hal yang sama, menurutnya, juga terjadi di DIY. Dana keistimewaan diperebutkan banyak kelompok. Forum tersebut diharapkan budayawan dan seniman muslim DIY bisa saling memacu diri agar terus berkarya satu sama lainnya.
"Forum ini penting kuncinya adalah ijtihad," ujar Kharis.
Selain memacu diri untuk terus berkreasi, melalui forum tersebut pihaknya berharap budayawan dan seniman Muslim bisa melakukan pemahaman intelektual akan Islam itu sendiri. Diakuinya, saat ini kata-kata dalam Islam banyak sekali dimanipulasi oleh banyak pihak yang memojokkan Islam.
Cak Nun juga mengambil contoh kata jihad yang kemudian diidentikkan dengan membunuh. Hal-hal inilah yang harus dibenahkan pemahamannya oleh budayawan dan seniman.