REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Industri makanan halal akan jadi fokus dalam gelaran Gulfood 2015 ini. Pameran industri makanan terbesar di Uni Emirat Arab (UEA) itu akan menghadirkan lebih dari seribu pelaku industri makanan halal.
Kegiatan yang digelar di Dubai World Trade Centre (DWTC) pada 8-12 Februari 2015 ini menampilkan produk makanan halal mulai minuman energi, makanan vegetarian, produk daging, dan aneka makanan kemasan.
Ajang ini dimanfaatkan Dubai untuk mengejar target ambiusnya menjadi pusat ekonomi Islam dunia. ''Pasar makanan halal terhitung jadi sektor ke lima dalam perdagangan makanan dunia dan Halal Food World akan memastikan Gulfood bagian penting dalam pertumbuhan industri makanan halal,'' papar wakil presiden pelakasana Gulfood, Trixie LohMirmand, awal pekan lalu seperti dikutip Zawya, Ahad (8/2).
Berdasarkan statistik DWTC, impor makanan halal UEA diperkirakan tumbuh dari tiga miliar dolar AS (11 miliar dirham) pada 2011 menjadi 8,4 miliar dolar AS pada 2020. Secara global, bisnis makanan halal bernilai satu triliun dolar AS setiap tahunnya.
Dalam acara ini juga akan menggelar Konferensi Investasi Industri Halal. Forum ini akan menjadi ajang diskusi mengenai peluang pasar halal global dan perannya di Dubai untuk mencapai target mereka menjadi ibukota ekonomi Islam.
Salah satu perhatian Gulfoof juga akan tertuju pada isu keamanan pangan di Kawasan Teluk dalam sesi World Food Security Summit yang kabarnya akan dihadiri 200 profesional di bidang ini. Akan ada pula sesi khusus usaha waralaba makanan.
Setidaknya 150 negara diundang dalam kegiatan ini termasuk AS, Australia, Perancis, Estonia, Monako dan Uzbekistan.