REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam Indonesia dinilai masih kurang memiliki kemauan yang kuat untuk memahami ajaran agamanya sendiri. Menurut Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), ustaz Syuhada Bahri, hal itu antara lain disebabkan oleh dua hal.
"Pertama, gencarnya gerakan anti-Islam, yang berusaha menjauhkan umat dari memahami Islam secara menyeluruh. Kedua, belum optimalnya dakwah kita," ujar ustaz Syuhada Bahri saat dihubungi Republika, Kamis (5/2) di Jakarta.
Menurut ustaz Syuhada, solusinya, para pemuka Muslim harus konsen dalam melakukan kaderisasi dai dan ulama. Sehingga, muncul generasi yang bertekad Ilallah. Yakni, dai yang memiliki ilmu untuk beramal, berakhlak untuk menghadirkan keteladanan, dan berwawasan luas untuk menggiatkan semangat umat Islam.
"Dai yang taqarrub ilallah dan rasa imannya melahirkan sikap ikhlas dalam berdakwah," terangnya.
Selanjutnya, kaderisasi dai ini pun mempunyai banyak tantangan. Apalagi, dewasa ini, marak orang-orang yang berpenampilan dai. Sehingga, di dalam dakwah, yang diutamakan hanyalah sisi hiburan entertainment, bukan ilmu keislaman.
"Ini mesti dihadang. Jadi kita konsen membekali para dai dengan ilmu," katanya menambahkan.
Terakhir, ustaz Syuhada menyampaikan, pihaknya sebagai lembaga kaderisasi dai terus menekankan pentingnya benih keteladanan. Itu hanya bisa muncul, bila setiap dai melakukan amal-amal baik dimulai dari diri pribadinya terlebih dahulu, sebelum diceramahkan kepada orang lain.