REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam berdakwah, kalangan ustaz dianggap sebagai pengawal ajaran-ajaran agama. Untuk itu, mereka diharapkan memiliki iman dan keyakinan tauhid yang kuat sehingga bisa menjadi teladan bagi para jamaah.
Namun, ustaz Yusuf Mansur, tidak jarang para ustaz tidak sempat beribadah secara optimal karena kesibukan.
"Kadangkala, ibadahnya para jamaah lebih hebat ketimbang ibadahnya kami-kami para ustaz," kata ustaz Yusuf Mansur saat dihubungi Republika, Kamis (5/2).
Bahkan, tidak sedikit pula ustaz yang lalai memantaskan dirinya ketika beribadah ketimbang berurusan duniawi. Misalkan, ketika mengadakan rapat, para ustaz cenderung meringan-ringankan waktu shalat tepat waktu.
"Sering benar saya perhatikan itu. Ketika kemudian para ustaz rapat mau jam lima sore, baru kemudian mereka shalat ashar. Ini menghadap Allah, tidak sebaik ketika menghadap penguasa," terangnya.
Oleh karena itu, para ustaz seyogianya tidak hanya sibuk berceramah, melainkan juga menggiatkan ibadah kolektif. Meskipun seringkali para ustaz tidak memiliki waktu banyak, itu bukan alasan. Sebab, bila ibadah seperti shalat berjamaah tepat waktu atau puasa sunah ditinggalkan oleh alasan sibuk berceramah, ceramah itu justru bisa menjadi kesibukan duniawi, alih-alih syiar Islam.
"Kadang-kadang kami juga berpikir, kan sudah berdakwah. Beribadah, ya berdakwah itu. Tapi bukankah itu bisa menjadi kesibukan ‘dunia’?" tutupnya.