REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin mengatakan, salah satu masalah umat Islam khususnya di Indonesia saat ini adalah tidak adanya semangat kebudayaan.
Hal ini menurut Din, terlihat dari banyaknya perubahan strategis yang dialami umat Islam sendiri. Bahkan ketidakadaan semangat budaya ini membuat umat Islam Indonesia justru mengalami krisis budaya.
“Salah satu permasalahan umat Islam, organisasi Islam, partai-partai Islam tidak mempunyai semangat kebudayaan. Kita ini mengalami permasalahan krisis kebudayaan," kata Din ketika menjadi pembicara dalam seminar Pra Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu (4/2).
KUII, merupakan ajang pertemuan semua elemen umat Islam Indonesia yang digelar lima tahun sekali. Pada 2015 ini KUII digelar di Yogyakarta dan merupakan kongres ke enam. KUII keenam akan dilaksanakan mulai 8 hingga 11 Februari mendatang.
Selain krisis kebudayaan, umat Islam Indonesia, sambung Din, juga menghadapi arus liberalisasi ekonomi, politik, dan budaya yang melahirkan konsekuensi negatif. Menurutnya, masalah tersebut tidak hanya terjadi di kota-kota besar, juga di kota-kota kecil di Indonesia.
Kongres KUII yang diadakan MUI ini, diharapkan akan melahirkan kajian kritis terhadap situasi nasional. “Indonesia mengalami masalah besar, terutama dengan arus deras liberalisasi ekonomi, politik dan budaya, yang melahirkan konsekuensi-konsekuensi tertentu,'' ujarnya.
Wakil Ketua MUI yang juga tokoh NU, Slamet Effendi Yusuf mengatakan, saat ini ekonomi Indonesia hanya dikuasai 20 orang pengusaha papan atas. Mayoritas pengusaha tersebut adalah non muslim. "Akibatnya pembangunan ruang untuk mengembangkan wajah Islam di Indonesia jadi rancu," ujarnya.
"Saatnya penguasa-pengusa yang orang Islam ikut memikirkan ini sehingga umat Islam di Indonesia punya hal yang monumental bukan hanya jumlah umatnya saja yang banyak," katanya. Dengan begitu kata dia, ke depan tata ruang di Indonesia adalah tata ruang yang Islami.
Mantan Ketua PP Muhammadiyah, Ahmad Syafi’I Ma’arif berharap agar KUII bisa membahas permasalahan yang besar yang sedang dihadapi bangsa ini. Syafii juga berharap agar KUII tidak tergoda oleh pertarungan politik yang sedang terjadi saat ini.