REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Muslim Jepang menjadi pihak yang paling cemas soal ulah Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Pasalnya, kelompok militan itu telah mengeksekusi wartawan Jepang, Kenji Goto.
"Kami selalu pastikan ISIS bukanlah Islam. Kami tidak tahu siapa mereka, apa yang mereka lakukan dan pikirkan," ungkap Saeed Mughal, perwakilan umat Islam Jepang, seperti dilansir Onislam.net, Rabu (4/1).
Benar saja, kelompok sayap kanan Jepang mulai menggerakan isu menolak imigran. "Jika kita mengundang pekerja asing dari negara Islam di masa depan, dan menyebarluaskan doktrin, kita akan melihat gesekan yang lebih tragis ketimbang apa yang mereka alami di Eropa, kata organisasi sayap Zaitokukai.
Sejak beberapa hari terakhir, umat Islam di Jepang telah mendiskusikan masalah itu. Mereka pun meminta media tidak menyebut ISIS dengan kata yang mencerminkan ajaran Islam. Secara terpisah, Kepolisian Jepang bersiaga menghadapi kemungkinan serangan terhadap umat Islam dan Masjid.
Juru Bicara Tokyo Camii, Shigeru Shimoyama mengatakan, eksekusi yang dilakukan ISIS membentuk stereotip Islam agama kekerasan dan agresif.
Sementara itu, sebagian Muslim Jepang mengakui ada situasi yang kaku ketika mereka bersosialisasi. "Mereka (warga Jepang) mencoba untuk menjaga jarak dengan kami karena jilbab yang kami kenakan," kata Fatmawati Djafri, Mahasiswi Indonesia di Jepang.