Senin 02 Feb 2015 18:25 WIB

Dai Dituntut Menyesuaikan Diri (1)

Rep: c13/ Red: Damanhuri Zuhri
Ali Mustafa Yakub
Foto: .
Ali Mustafa Yakub

REPUBLIKA.CO.ID,

Tema gaya hidup lebih disukai untuk dibahas dalam dakwah di kota metropolitan.

JAKARTA -- Dakwah di kawasan metropolitan memiliki tantangan tersendiri dan menuntut para dai untuk lebih kreatif dalam menyajikan materi. Para dai juga diimbau untuk bisa menyesuaikan diri dengan karakteristik umat yang tinggal di perkotaan itu.

Imam Besar Masjid Istiqlal Ali Mustafa Ya'qub menyatakan, para dai harus bisa memahami para pendengar dakwah agar dakwah bisa tersampaikan dengan baik. Mustafa menjelaskan, terdapat riwayat yang meminta umat Islam untuk menyesuaikan diri saat berdakwah.

“Riwayat itu berbunyi, bicaralah kepada manusia sesuai dengan kadar intelektual mereka. Dari riwayat ini berarti para dai harus bisa melewati tantangan ini,” kata Mustafa, Jumat (30/1).

Menurutnya, kota metropolitan seperti Jakarta memiliki berbagai macam jenis manusia. Sebagian ada yang berpikiran intelektual dan sebagian lagi biasa saja.

Melihat kondisi tersebut, Mustafa berpendapat, dai itu harus bisa berbicara dengan berbagai pendengar. “Para dai harus memiliki kemampuan berdakwah yang berkualitas,” ujarnya.

Menurut Mustafa, penampilan juga harus bisa disesuaikan oleh para dai saat melakukan dakwah di kota metropolitan.

Jika mereka berhadapan dengan kalangan bersarung, misalnya, mereka pantas jika memakai pakaian bersarung. Kemudian, apabila audiens-nya berasal dari kalangan berdasi, maka menjadi lebih baik jika para dai juga memakai pakaian yang sama.

Mustafa mengungkapkan, permasalahan yang ingin diangkat juga harus bisa disesuaikan oleh para dai. Menurutnya, antara masyarakat biasa dan kalangan intelektual jelas memiliki permasalahan yang berbeda.

Imam besar Masjid Istiqlal ini menjelaskan, dakwah pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk terus menerus agar bisa mengubah perilaku yang tidak Islami menjadi Islami. “Perilaku tidak Islami misalnya terlalu mempertuhankan harta,” ujarnya.

Ustaz Erick Yusuf menganggap tema gaya hidup atau lifestyle lebih disukai untuk dibahas dalam dakwah di kota metropolitan. Menurutnya, tema seperti ini yang sering didengar dari masyarakat saat berdakwah. “Lebih ke tema keseharian. Misalnya cara menyiasati shalat saat berada di kemacetan,” ujar Ustaz Erick.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement