REPUBLIKA.CO.ID, KAMPALA — Para pemimpin Muslim di Uganda mengimbau umat Islam di negara itu untuk selalu menjaga persatuan dan perdamaian. Seruan tersebut mereka sampaikan dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Kibuli yang berada di pusat ibu kota Kampala, akhir pekan lalu.
Dalam orasinya, Mufti Agung Syekh Zubair Kayongo mengaku sedih dengan meningkatnya perpecahan di kalangan kaum Muslimin Uganda belakangan ini. Yang lebih memprihatinkan, kata dia, kebanyakan perpecahan tersebut disebabkan oleh perbedaan-perbedaan kecil saja.
“Kita hanya bisa memahami Islam secara lebih komprehensif ketika kita bersatu. Jika kita terus memberitakan tentang pembunuhan, kekerasan, dan perampasan hak-hak orang lain, bagaimana mungkin Islam bisa tumbuh di negeri ini?” kata Zubair seperti dikutip World Bulletin, Senin (5/1).
Karenanya, ia menyerukan kepada umat Islam di Uganda agar senantiasa meningkatkan pengetahuan mereka tentang agama Islam dan mengikuti ajaran-ajaran Alquran. Di samping itu, dia juga menekankan perlunya para pemimpin Muslim di negeri itu meninggalkan warisan baik yang dapat dicontoh oleh para pemuda Islam.
“Cobalah untuk mempelajari lagi apa yang seharusnya Anda lakukan selama dan sesudah mengerjakan shalat. Ada baiknya jika Anda terus meningkatkan pengetahuan tentang Alquran,” ujarnya.
Tokoh Muslim Uganda lainnya, Pangeran Kassim Nakibinge Kakungulu, sependapat dengan Zubair. Dia pun mendesak umat Islam di Uganda untuk melakukan rekonsiliasi, menyusul berbagai aksi pembunuhan sejumlah ulama di negara tersebut dalam beberapa waktu belakangan ini.
“Kami akan terus melakukan negosiasi dengan berbagai kelompok untuk mengakhiri ketegangan yang tengah berlangsung di tengah-tengah umat Islam,” kata Kakungulu.
Maulud Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 12 Rabiul Awal kalender Hijriyah, saat ini telah menjadi semacam hari besar yang diperingati ratusan juta umat Islam di seluruh dunia. Di Uganda, meomentum itu dirayakan dengan menyanyikan lagu-lagu Islami yang diiringi dengan suara alat musik tabuh lokal yang disebut ‘Mataali’.