REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) 2015 umat muslim harus berani menghadapi tantangan dan mengambil peluang. Terlebih efek masyarakat global tidak hanya berpengaruh pada sektor ekonomi, melainkan juga terhadap kebudayaan dan pemikiran.
"Apalagi masyarakat global, mempersiapkan diri untuk perubahan dan tantangan adalah jawabannya," kata Ustadz Yusuf Mansur di Jakarta, Ahad siang (28/11).
Melalui makalahnya berjudul 'Kota Sungai' Ustadz Yusuf Mansur mengatakan terdapat tiga jenis umat dalam menyikapi tantangan dan perubahan yang terjadi disekitarnya. Pertama adalah umat Muslim yang memilih mengurung diri dari perubahan yang terjadi. "Dia diam, tidak tahu apa-apa, takut keluar, memilih mengurung diri, haruskah umat dan bangsa ini seperti itu," katanya.
Kedua adalah Muslim yang berani melihat tantangan dan perubahan, namun terjajah oleh perubahan yang terjadi. Ketiga Muslim yang siap dan merdeka dalam menghadapi tantangan dan perubahan. "Siap jadi raja di negeri sendiri, bila perlu belajar ke negeri mereka, kenalkan kita (Indonesia)," tuturnya.
Meski demikian ia berharap perubahan yang datang tidak lantas membuat umat Muslim di Indonesia kehilangan jati diri. "Silakan datang, berbagi kebahagiaan, keberkahan, kita undang, tapi kita memegang kendali," ujarnya.