REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muktamar Nahdlatul Ulama ke-33 akan digelar pada awal Agustus 2015 di Jombang, Jawa Timur. Muktamar tersebut mengagendakan pembahasan persoalan kebangsan mulai dari perpolitikan nasional, perekonomian, pendidikan, kebudayaan, dan persoalan ke-Islaman di dunia Internasional.
“Akan membahas problem sosial, ekonomi, politik, masalah Internasional dan kebudayaan kebangsaan dalam prspektif Islam,” ujar Wakil Sekjen PBNU, Sulthon Fathoni kepada ROL, Ahad (14/12).
Dia menjelaskan, NU sepanjang sejarah berdirinya selalu menjadi bagian yang integral dengan semangat kebangsaan. NU selalu menjadi pndamping pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik.
Semangat itulah yang menjadikan NU selalu setia kepada keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. NU juga beranggapan NKRI merupakan bentuk final dari Indonesia yang terdiri dari berbagai agama dan ribuan kebudayaan.
Di samping itu, muktamar juga akan membahas metode pemilihan pimpinan nasional NU melalui konsep, Ahlul Halli Walaqdi. Sebuah konsep yang rencana semula akan digunakan untuk memilih Rois Am NU. “Nanti kita lihat, muktamirin (peserta muktamar) menyepakati pemilihannya bagaimana?” ujarnya
Selain itu, agenda muktamar ke-33 ini akan membahas laporan pertanggung jawaban (LPJ) PBNU periode 2010-2015. Selanjutnya, LPJ tersebut akan dinilai oleh muktamirin. “Yang pasti nanti akan memilih Rois ‘Am dan ketua Umum PBNU periode 2015-2020,” pungkasnya.