Senin 08 Dec 2014 00:18 WIB

Yusuf Mansur: Kelak, Anak Kita Terbiasa Melihat Syiar Agama Lain

Cuitan Ustadz Yusuf Mansur
Foto: akun @Yusuf_Mansur
Cuitan Ustadz Yusuf Mansur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustadz Yusur Mansur mengajak seluruh umat Muslim untuk mempertontokan kebaikan. Dalam artian setiap doa, tindakan dan perbuatan baik harus di syiarkan.

Sehingga dengan niat dakwah tersebut bisa dilihat oleh banyak orang. Ia mengatakan melalui akun @Yusuf_Mansur, perbuatan dosa dan maksiat sudah ditampakkan secara terang-terangan.

"saat perbuatan dosa&maksiat, sdh terang2an, smntr qt ga ada keberanian, mencegah, maka milikilah hati yg menolak. bukan membiarkan," tutur dia. Ia mencontohkan, ketika seseorang membaca Al Mulk melalui pengeras suara, bukan tak mungkin ada yang memprotes.

Atau bahkan, dalam bahasa yang ia sampaikan, 'ditimpuk tetangga'. "qt skrng malah marah sendiri loh. denger tadarusan malam2. atas dasar toleransi, he he, & ya bagus2 aja, tar ngeganggu yg lain," ungkap dia.

Padahal di saat yang sama, masyarakat terbiasa dengan musik keras ketika malam hari. Ia yakin tak ada yang mengomentari seperti halnya melakukan tadarus malam hari.

Ia kembali menyontohkan, muslimah yang dilarang menggunakan hijab di tempat kerja. Awalnya mungkin sedih namun setelah dua atau tiga tahun mulai terbiasa.

Ia khawatir anak-anak ke depannya malah terbiasa melihat keburukan bukan kebaikan. Dalam artian kebaikan akan dibilang keburukan, penghalang bahkan kekacauan. Sementara keburukan malah dianggap benar dan patut diperjuangkan.

Bahkan bukan tak mungkin anak-anak muslim akan terbiasa dengan atribut dakwah agama lain karena terbiasa melihatnya. "Akhirnya, anak2 qt malahan trbiasa melihat syiar agama lain. sementara, akan syiar agama sendiri? perlahan 2 lahan 3 lahan? hbs trkikis," ujar dia.

Ia pun berharap umat Islam cepat menyadari, tanpa perlu bertindak dengan kekerasan. Namun dengan menyayangi, mengasihi, menghormati, dan mencintai sesama. Namun tak meninggalkan apalagi menanggalkan akidah dan identitas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement