Sabtu 06 Dec 2014 18:15 WIB

Ini Alasan Ortu Sekolahkan Anak di MTS (2-habis)

Proses belajar di madrasah
Foto: Damanhuri/Republika
Proses belajar di madrasah

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Kepala Sekolah (Wakasek), MTs Negeri 2 Kota Bandung, Ade Hidayat, menjelaskan kebijakan Diknas agar sekolah mengakomodir siswa tidak mampu hingga 20 persen dari daya tampung benar-benar diterapkan.

Apalagi, kata dia, posisi sekolah ini berada di lingkungan permukiman padat penduduk yang kondisi ekonominya sangat terbatas. Dalam menerima siswa tidak mampu, imbuh dia, sekolah ini menerapkan aturan yang tidak berbelit-belit. Jika siswa menunjukkan surat keterangan tak mampu, maka sekolah akan memberikan prioritas kepada mereka. ‘’Aturannya sudah jelas ada di peraturan wali kota. Dan kuota siswa tak mampu ini selalu terpenuhi di sekolah ini,’’tutur dia.

Sedangkan menurut Kepala Sekolah MTs Negeri 2 Kota Bandung, Drs H Tatan Jamaludin, MMPd, pihaknya terus melakukan upaya peningkatan kualitas belajar-mengajar terhadap anak didiknya. Salah satu upaya yang tengah dilakukan dan hasilnya mulai dirasakan yaitu membuat kelas unggulan di setiap tingkatan. Mereka yang masuk kelas unggulan, imbuh dia, harus melalui seleksi lanjutan setelah mereka diterima melalui proses penerimaan siswa baru. ‘’Program ini sudah berjalan lima tahun. Dan hasilnya cukup memuaskan,’’ kata dia.

Jumlah siswa unggulan dalam satu kelasnya hanya 32 siswa. Dalam jumlah jam pelajaran, imbuh dia, mereka berbeda dengan kelas biasa. Ada penambahan waktu untuk pelajaran tertentu. Jika kelas biasa hanya empat jam dalam seminggu, maka untuk kelas unggulan ditambah menjadi enam jam. ‘’Misalnya untuk pelajaran bahasa Inggris kalau kelas biasa hanya empat jam. Tapi untuk kelas unggulan menjadi enam jam,’’kata dia.

Siswa yang masuk dalam kelas unggulan, kata Tatan, akan memiliki nilai akhir yang bagus. Ini bisa dilihat dari nilai UN. Mereka yang masuk dalam kelas ini, imbuh dia, rata-rata memiliki nilai UN yang tinggi. Selain itu, kata dia, sisw yang masuk dalam kelas ini sering mengikuti berbagai kompetisi atau olimpiade sain atau matematika. ‘’Mereka juga sangat kritis baik saat jam pelajaran ataupun diluar jam pelajaran,’’kata dia.

Tatan berharap jumlah kelas unggulan terus bertambah setiap tahunnya. Dengan bertambahkanya kelas unggulan, berarti kualitas proses belajar-mengajar pun akan mengalami peningkatan. Namun untuk mencapai hal tersebut memang tidak mudah.  Ia percaya bahwa keinginan tersebut bisa terlaksana jika diberengi dengan doa dan ihktiar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement