Ahad 30 Nov 2014 00:26 WIB

Ketua Umum PBNU Dikukuhkan sebagai Profesor bidang Ilmu Tasawuf

Rep: syahruddin el-fikri/ Red: Damanhuri Zuhri
Ketua Umum PBNU, Kiai Said Aqil Siroj
Foto: Republika/Yasin Habibi
Ketua Umum PBNU, Kiai Said Aqil Siroj

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -– Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siroj, Sabtu (29/11/2014), dikukuhkan sebagai Guru Besar di bidang Ilmu Tasawuf di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya, Jawa Timur.

 

“Pak Said dikukuhkan sebagai Profesor ke 47 di lingkungan UIN Sunan Ampel,” kata Rektor UIN Sunan Ampel, Surabaya, Abdul A’la di Surabaya.

 

A’la menambahkan, prosesi pengukuhan dilansungkan dalam sidang senat terbuka yang dihadiri seluruh anggota senat UIN Sunan Ampel.  “Untuk profesor di bidang tasawuf, Pak Said ini menjadi orang ke delapan di Indonesia,” ungkap Abdul A'la.

 

Dalam pengukuhan sebagai guru besar tersebut, Kiai Said menyampaikan orasi ilmiah dengan judul Tasawuf sebagai Revolusi Spiritual dalam Kehidupan Masyarakat Modern.

Tentang pilihan makalahnya, Kiai yang menyelesaikan pendidikan S1 hingga S3 di Arab Saudi tersebut menjelaskan, tasawuf memang sangat dibutuhkan masyarakat di era globalisasi saat ini.

 

“Jika dulu masyarakat melihat materi hanya sebagai pelengkap, saat ini tidak. Masyarakat di era globalisasi ini lebih materialistik karena materi dunia telah mempengaruhi pola berfikirnya,” urai Kiai Said. 

 

Melalui pemikiran tasawuf sebagai revolusi spiritual ini, masih kata Kiai Said, diharapkan mampu mempengaruhi tatanan kehidupan masyarakat.

“Sebelum semua ini kebablasan, saya ingin menawarkan pemikiran tasawuf sebagai revolusi spiritual,” tuntasnya.

 

Prosesi pengukuhan guru besar ini dilangsungkan di Auditorium Kampus UIN Sunan Ampel, Surabaya, dengan total tamu undangan mencapai 1000 orang.

Di antara tamu undangan tersebut adalah menteri di Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi – JK, antara lain M. Nasir, Marwan Jafar, Khofifah Indar Parawansa, dan Imam Nahrawi.

 

Acara ini juga dihadiri mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh, serta sejumlah pejabat tinggi negara, tokoh nasional, dan perwakilan kelompok usaha. (*)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement