Kamis 06 Nov 2014 23:49 WIB

Pesantren Miliki Potensi Perekonomian yang Besar

Rep: c60/ Red: Agung Sasongko
Pembukaan Gema Khotmil Quran di kompleks Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur.
Foto: Antara/Syaiful Arif/ca
Pembukaan Gema Khotmil Quran di kompleks Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Kegiatan perkonomian pesantren secara internal dapat mejadikan perekonomian pesantren lebih mandiri. Sekaligus dapat mengurangi ketergantungan pondok pesantren terhadap bantuan, baik dari pemerintah maupun dari pihak lain.

Lebih luas, peningkatan perekonomian pesantren dapat meningkatkan perbaikan perekonomian di Indonesia. Terutama perbaikan perekonomian melalui kegiatan perekonomian berbasis syariat Islam.

“Pesantren memiliki potensi perekonomian yang sangat besar. Jika dimaksimalkan bisa mengurangi ketergantungan pesantren akan bantuan dari luar,” ujar Pakar Ekonomi Syariah, Prof. Didin Hafiudin, Kamis (6/11).

Didin mengatakan, sebagain pondok pesantren besar, seperti Gontor di Jawa Timur, Hidayatullah di Kalimantan Timur, Alfalah di Bogor telah mempraktikkan pengembangan perekonomian berbasis Islam.

Pengembangan pertanian, peternakan dan industri rumahan di dalam pesantren terbukti mengangkat perekonomian pesantren. Pilihan model perekonomian, kata Didin sangat bergantung pada kondisi lingkungan di sekitar pesantren.

Beberapa jenis pesantren besar juga banyak memanfaatkan sirkulasi perekonomian di internal pesantren melalui koperasi pesantren. Selain sirkulasi di internal pesantren, sebagian lainnya juga membuka sirkulasi di luar pesantren.

“Selain itu, kegiatan perekonomian pesantren mengasah keterampilan wirausaha para santri,” ujar Didin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement