Ahad 02 Nov 2014 10:41 WIB

Pemimpin dan Ulama Harus Sebarkan Pemikiran Moderat

Joko Widodo memberikan paparannya saat Silaturahmi Nasional Alim Ulama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Jakarta, Selasa (3/6).
Foto: Agung Supriyanto/Republika
Joko Widodo memberikan paparannya saat Silaturahmi Nasional Alim Ulama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Jakarta, Selasa (3/6).

REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK--Seminar Internasional yang diselenggarakan oleh International Conference of Islmic Scholars (ICIS) di Pesantren Al-Hikam telah menghasilkan rekomendasi agar pemikiran moderat dikembangkan oleh para pemimpin dan ulama Indonesia.  

"Hanya dengan pemikiran moderat, maka idelogi radikal dan liberal bisa dikalahkan,"ujar salah satu tim perumus Fadhola Musyaffaq, Ahad (2/11).

Para pemimpin pemerintahan dan ulama, ujarnya, harus menyebarkan pemikiran moderat. Pemikiran tersebut bisa diterapkan dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan kemasyarakatan sebagai upaya mencegah masuknya paham radikal yang mengatasnamakan syariat Islam, namun dalam prakteknya tidak sesuai dengan Islam.

"Kita juga mengajak pada ulama dan warga NU agar senantiasa menyebarkan sikap moderat, tawazun, tasamuh. Tujuannya, agar bisa saling berdampingan satu sama lain tanpa pandang etnis dan perbedaan,"terangnya.

Hal serupa diutarakan Sekjen ICIS KH Hasyim Muzadi yang meminta agar warga Nahdliyin menjauhi kekerasan.

"Ini juga tugas ulama untuk mengurai mindset ideologi radikal dan bisa ditangkal melalui ideologi moderat atau Islam rahmatan lil ‘alamin. Sebab, di Indonesia sendiri penanganan teroris masih secara represif,"paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement