Sabtu 01 Nov 2014 14:53 WIB

NU Tetap Kritis pada Pemerintah

Rep: c81/ Red: Chairul Akhmad
Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan) dan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj saat menghadiri pembukaan Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama 2014 di Kantor PBNU, Jakarta, Sabtu (1/11).
Foto: Republika/Prayogi/ca
Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan) dan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj saat menghadiri pembukaan Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama 2014 di Kantor PBNU, Jakarta, Sabtu (1/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar Musyawarah Nasional (Munas) dan Konferensi Besar (Konbes) NU yang diselenggarakan di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, pada 1-2 November 2014. Acara ini diikuti para utusan Pengurus Wilayah NU (PWNU) seluruh Indonesia.

Munas ini dibuka oleh Wakil Presiden RI Muhammad Jusuf Kalla (JK). Pembukaan ditandai dengan pemukulan beduk oleh sang wakil presiden.

Dalam sambutannya, JK mengapresiasi peran para ulama yang dinilai sukses menjaga keharmonisan bangsa Indonesia yang beragam. JK berterima kasih kepada segenap warga NU yang turut menciptakan suasana aman dan kondusif pascapileg dan pilpres kemarin yang sempat menegangkan.

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj mengatakan, warga NU akan mencoba memberikan kontribusi terhadap pemerintahan yang dipimpin oleh Jokowi-JK. “Salah satunya dengan cara kritik dan masukan,” ungkapnya.

Selain itu, lanjut said, NU akan mendukung visi pemerintah tentang kemaritiman yang sangat baik. “Tapi, ingat yang memulai adalah Gus Dur yang membentuk Departemen Kelautan dan Perikanan,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement