Rabu 29 Oct 2014 15:36 WIB

Pemimpin yang tak Haus Jabatan (3-habis)

Rep: c70/ Red: Chairul Akhmad
Umar bin Abdul Azis menjadi teladan yang disegani pada masanya.
Foto: Artwallpaper.eu/ca
Umar bin Abdul Azis menjadi teladan yang disegani pada masanya.

Pidato kenegaraan

Umar menjelaskan, kebijakan-kebijakan yang akan dijalankan melalui pidato kenegaraannya. "Ketahuilah, apa yang Allah halalkan adalah halal sampai hari kiamat. Aku bukanlah seorang hakim, aku hanyalah pelaksana, dan aku bukanlah pelaku bid'ah melainkan aku adalah pengikut sunah.”

“Tidak ada hak bagi siapa pun untuk ditaati dalam kemaksiatan. Ketahuilah! Aku bukanlah orang yang terbaik di antara kalian, aku hanyalah seorang laki-laki bagian dari kalian, hanya saja Allah Subhanahu wa Ta'ala memberiku beban yang lebih berat dibanding kalian.”

Kepada kaum muslimin yang mendukungnya, ia juga menerangkan lima hal dalam kepemimpinannya. Pertama, ia berharap selalu menerima informasi akurat perihal kebutuhan rakyatnya.

Kedua, ia berharap selalu ada bantuan untuknya sebatas kemampuan yang ada. Ketiga, ia berharap selalu ditunjukkan jalan kebaikan dari orang-orang di sekitarnya. Keempat, tidak ada ghibah terhadap rakyat. Dan kelima, jangan menyangkal atau mencampuri urusan Umar, jika bukan kepentingannya.

Umar kembali berujar pada rakyatnya agar terus bertawakal kepada Allah SWT. Selalu beramal untuk akhirat, karena niscaya Allah juga akan mencukupkan kehidupan dunianya.

"Sesungguhnya umat ini tidak berselisih tentang Tuhannya, tidak tentang Nabinya, tidak tentang kitabnya, akan tetapi umat ini berselisih karena dinar dan dirham. Sesungguhnya aku, demi Allah, tidak akan memberikan yang batil kepada seseorang dan tidak akan menghalangi hak seseorang," lanjutnya.

Dia meninggikan suaranya dan kembali menerangkan seorang pemimpin yang taat kepada Allah, maka ia wajib ditaati. Namun, seorang pemimpin mendurhakai perintah Allah, maka tidak ada alasan rakyak menaatinya.

"Taatilah aku selama aku (memerintahkan untuk) menaati Allah. Namun jika (perintahku) mendurhakai-Nya, maka kalian tidak boleh taat dalam hal itu.” tambah Umar sebelum ia turun dari mimbar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement