Rabu 29 Oct 2014 06:32 WIB

FBI Kembali Intimidasi Imam Masjid di AS

Muslim AS
Foto: VOA
Muslim AS

REPUBLIKA.CO.ID,  WASHINGTON -- Belakangan Biro Investigasi Federal AS (FBI) meminta informasi kepada imam masjid di AS soal jamaah mereka. Sayangnya, pendekatan yang dilakukan FBI cenderung intimidatif.

Karena itu, Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) menyarankan kepada setiap masjid untuk selalu didampingi pengacara setiap kali didekati FBI. Ini bertujuan untuk melindungi hak-hak para imam. "Para pemimpin Muslim Amerika dan lembaga Islam harus menjaga hubungan baik dengan penegak hukum. Sebelum itu, keduanya harus tahu hak-hak sipil yang dilindungi konstitusi," kata Jenifer Wicks, Direktur Litigasi dan Hak-Hak Sipil CAIR, sepeerti dilansir Onislam, Kamis (29/10).

Menurut Jenifer, beberapa pekan terakhir pihaknya mendapat laporan dari para imam yang mendapat perlakuan tidak menyenangkan saat didekati FBI.Sebabnya, CAIR merekomendasikan sebelum bertemu FBI ada baiknya para imam berkonsultasi denga pengacara. Setelah bertemu pengacara minta kartu nama petugas FBI yang bersangkutan.

Sejak tragedi 9/11, komunitas Muslim menjadi objek pengawasan FBI. Beragam teknik digunakan FBI guna mendapatkan informasi tentang terorisme, ini termasuk mengirim mata-mata ke masjid. Operasi itu terbongkar dan membuat gempar warga AS. Pasalnya, dari operasi itu tidak ada bukti nyata keterlibatan Muslim AS dalam aksi terorisme yang mengancam keamanan nasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement