REPUBLIKA.CO.ID,JAYAPURA--Umat Islam di Kota Jayapura, Provinsi Papua, menggelar pawai antaragama guna memperingati Tahun Baru Islam 1 Muharram 1436 Hijriyah.
Pantauan lapangan, pawai itu diikuti sekitar 200 orang pelajar yang menempuh rute sekitar satu kilometer, dari Taman Imbi yang terletak di pusat Kota jayapura, menuju halaman Masjid Raya Baiturrahman.
Peserta pawai sebagian besar menggunakan pakaian olah raga, yang diwarnai aksi drumband dari Yayasan Pendidikan Islam (Yapis) Jayapura, Papua.
"Selain berolahraga dalam pawai sekitar satu kilometer ini, kami juga bersilaturahmi sesama penganut agama Islam," ujar Rahmawati, yang mendampingi putrinya sebagai peserta pawai, Sabtu (25/10).
Usai pawai, peserta menggunakan momentum berkumpul itu untuk saling silaturahim, terutama di kalangan orang tua murid.
Khusus Kota Jayapura, ibukota Provinsi Papua, penganut agama Islam tercatat sebanyak 113.133 jiwa, Kristen sebanyak 127.927 jiwa, Katolik sebanyak 13.423 jiwa, Hindu sebanyak 529 jiwa, dan Budha sebanyak 608 jiwa.
Ditilik dari sejarahnya, penyebaran agama Islam di Tanah Papua diperkirakan sejak 1974, yang ditandai dengan bergabungnya Kepala Suku Perang yakni Aipon Asso sebagai pemeluk agama Islam.
Keislaman Aipon Asso lalu diikuti oleh 600 orang warganya di Desa Walesi, Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Kepala suku yang sangat disegani dengan wilayah kekuasaannya membentang hampir dua per tiga cekungan mangkuk lembah Baliem itu, menunaikan ibadah haji pada 2005.
Sementara pengangut Islam di Kota Jayapura dan daerah lainnya di Kabupaten Biak Numfor maupun Mimika, umumnya merupakan kalangan pendatang.
Adat istiadatnya pun disesuaikan dengan tradisi asal-usul kaum pendatang itu, seperti tradisi suku Bugis, Jawa, Minang, dan sejumlah suku lainnya di Indonesia.