REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Matahari dan bulan merupakan dua makhluk Allah SWT yang sangat akrab dalam pandangan. Peredarannya yang teratur merupakan ketetapan aturan sang Penguasa Jagad Semesta ini.
Begitu pun ketika terjadi fenomena alam seperti gerhana bulan yang akan terjadi esok hari, Rabu (8/10), merupakan salah satu tanda kekuasaan-Nya dalam mengatur alam ini.
“Gerhana, baik gerhana bulan maupun gerhana matahari adalah salah satu dari tanda-tanda kebesaran Allah SWT,” kata Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama Muchtar Ali pada Selasa sore (7/10).
Dipaparkannya, gerhana terjadi bukan karena kematian atau kelahiran seseorang, tetapi semata bagian dari sunnah kauniyah yang merupakan ayat-ayat Allah dalam alam semesta. Makanya, shalat gerhana hukumnya sunnah muakkadah atau sunnah yang diutamakan.
Shalat gerhana, lanjut dia, disunnahkan dilakukan secara berjamaah dan setelah shalat disunnahkan khutbah. Oleh karena itu bagi umat Islam yang mengetahui dan menyaksikan gerhana, baik matahari maupun bulan hendaknya melakukan shalat gerhana sesuai tuntunan Rasulullah Saw.
Caranya, setelah mengambil wudlu dan menghadap kiblat, jamaah melakukan niat di dalam hati untuk melaksanakan shalat gerhana. Selanjutnya, melakukan Takbiratul Ihram yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa.
Setelah itu membaca doa iftitah, berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dan membaca surat yang panjang seperti surat Al Baqarah. Khusus bagi imam, pelafalan surat dikeraskan suaranya.
Praktik ruku, bangkit dari ruku atau i’tidal dilakukan seperti shalat biasanya. Tapi setelah I’tidal tidak langsung sujud, namun terlebih dahulu dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang dengan tetap pada posisi berdiri.
Langkah selanjutnya, sambung Muchtar Ali menjelaskan, jamaah melakukan ruku kedua yang waktu rukunya lebih pendek dari ruku yang pertama.
“Setelah ruku kedua, berdiri lagi untuk I’tidal, kemudian sujud, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali, kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama,” katanya.
shalat gerhana pun diakhiri dengan salam. Seusai shalat, imam dianjurkan untuk menyampaikan khutbah kepada para jamaah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdoa, beristighfar, sedekah, dan membebaskan budak.