REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Banyaknya jamaah haji tahun ini yang mengambil foto diri (selfie) saat berziarah ke tempat-tempat suci di Makkah menuai kritik keras dari sejumlah ulama besar di Arab Saudi.
Laman Arab News melaporkan, maraknya selfie pada musim haji tahun ini menimbulkan keprihatinan cukup serius di kalangan cendekiawan Muslim di negeri itu karena dinilai bertentangan dengan semangat haji.
Ulama Saudi asal Jeddah, Syekh Assim al-Hakim menuturkan, saat ini kegiatan fotografi dalam berhaji tanpa alasan yang sah masih menjadi polemik di antara para ulama. Kendati demikian, hal tersebut menurutnya dapat merusak esensi ibadah haji ketika dilakukan untuk berpamer ria.
“Sejatinya ibadah haji dilakukan dengan niat yang ikhlas. Nabi (SAW) ketika pergi berhaji pernah bersabda: ‘Ya Allah, aku memohon kepada-Mu haji yang tidak mengandung riya (pamer) atau sum’ah (ingin didengar).’ Karena itu, alangkah mulianya jika kita mengikuti sunnah yang telah ditunjukkan oleh Rasulullah,” kata Syekh Assim seperti dilansir dari World Bulletin, Sabtu (4/10).
Ulama lainnya, Abdul Razzaq Al-Badr mengatakan tujuan perjalanan haji adalah untuk menggapai ridha Allah SWT. Karena itu, ia tidak setuju dengan ulah para jamaah yang memanfaatkan kesempatan berhaji untuk ber-selfie ria.
“Seolah-olah mereka menganggap satu-satunya tujuan dari perjalanan (haji) ini adalah untuk mengambil gambar (foto), bukan untuk beribadah,” kata Abdul Razzaq menambahkan.
Zahra Mohammad, seorang guru ilmu Islam di Riyadh, sepakat dengan pendapat kedua ulama di atas. Dia berpendapat, fenomena selfie telah menjadi semacam ‘wabah’ di kalangan sebagian jamaah haji.
“Saya telah melihat banyak jamaah di Masjid al-Haram mengambil foto selfie dengan latar belakang Ka'bah, kemudian mereka posting ke laman Facebook. Bagi saya, kegiatan yang mengandung unsur pamer (riya) semacam ini tentunya dapat merusak ibadah,” ujar Zahra.