Jumat 03 Oct 2014 16:00 WIB

Ganjaran Berpuasa Arafah

Rep: Hanan Putra/ Red: Agung Sasongko
Inti puasa shumt adalah menahan diri untuk tidak banyak berkata atau tidak berbicara dengan orang lain.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang/ca
Inti puasa shumt adalah menahan diri untuk tidak banyak berkata atau tidak berbicara dengan orang lain.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ganjaran puasa Arafah sangatlah besar. Nabi SAW menerangkan, mereka yang berpuasa Arafah dapat meng hapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun ke depan. Rasulullah SAW bersabda, "Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun, yaitu tahun sebelumnya dan tahun sesu dahnya. Puasa Asyu ra’ menghapuskan dosa tahun sebelumnya. (HR Jamaah, kecuali Bukhari dan Tirmizi).

Namun, para ulama berselisih pendapat tentang dosa yang diampuni dalam dua tahun tersebut. Mayoritas ulama mengatakan, dosa yang diampuni hanyalah dosa-dosa kecil sa ja. Sementara untuk dosa besar, diharuskan bertobat nasuha kepada Allah SWT. Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim mengatakan, "Jika bukan dosa kecil yang diampuni, semoga dosa besar yang diperingan. Jika tidak, semoga ditinggikan derajat."

Sedangkan Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Al Fatawa berpendapat, tidak hanya dosa kecil saja yang diampuni, tetapi dosa besar juga bisa terampuni. Ia berdalil, karena lafaz dari hadis ini bersifat umum.

Hadis lain menyebutkan, amal saleh yang dilakukan pada awal bulan Dzulhijjah ini sangatlah disukai. Rasulullah SAW bersabda, "Tiada amal sa leh yang dilakukan pada hari-hari lain yang lebih disukai daripada hari-hari ini (sepuluh hari pertama dalam bulan Dzulhijah)." (HR Bukhari dari Ibnu Abbas).

Hadis ini juga dikuatkan oleh hadis lain yang mengisahkan diskusi Rasulullah SAW bersama sahabatnya. "Tidak ada amal yang lebih afdal dibanding amal pada hari-hari ini," sabda Rasulullah SAW. Para sahabat bertanya, "Tidak juga jihad, wahai Rasulullah?" Rasulullah SAW menjawab, "Tidak pula oleh jihad, kecuali seseorang yang keluar untuk mengorbankan jiwa dan hartanya, lalu dia tidak kembali dengan sesuatu apa pun." (HR Bukhari).

Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan, yang dimaksud dari frasa "pada hari-hari ini", yakni sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.

Ibnu Rajab al-Hambali dalam kitab Lathaif Al Ma’arif mengatakan, hari Arafah adalah hari pembebasan dari api neraka. Pada hari itu, Allah akan membebaskan mereka yang sedang wukuf di Arafah dan penduduk negeri kaum Muslimin yang tidak melaksanakan wukuf. Mereka yang memanfaatkan hari tersebut sebaik-baiknya untuk beribadah dan berbuat kebaikan diharapkan dapat terbebas dari api neraka.

Ketika hari Arafah, doa menjadi mustajab dan didengar Allah SWT. Dalam hadis disebutkan, "Sebaikbaik doa adalah doa pada hari Arafah." (HR Tirmidzi) Tentu saja doa mustajabah ini tidak hanya berlaku bagi mereka yang sedang wukuf di Arafah, tapi juga bagi seluruh umat Islam yang mau bersungguh-sungguh memohon kepada Rabb mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement