REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang sangat serius membangun industri halalnya. Ini bisa dilihat dari pelaksanaan Halal Expo bertajuk 'Ekspansi Global Halal Dari Jepang' pada 26-27 November mendatang.
"Banyak Muslim mengeluh karena mereka tidak tahu ke mana harus pergi untuk shalat, berdoa, atau terlalu minim informasi bahan-bahan pada label makanan," ketua panitia Yoshichika Terasawa, eksekutif direktur dari Makuhari Messe, kepada The Japan Times, Ahad (28/9).
"Saya berharap acara seperti ini akan membuat kita sadar akan kebutuhan umat Islam. Cara yang sama ketika kami menyiapkan kebutuhan para vegetarian."
Pada Desember lalu, bandara internasional di Jepang menyiapkan ruangan khusus untuk shalat dan makanan halal yang tersedia di setiap restoran. Langkah ini ditempuh usai memberlakukan kebijakan bebas visa untuk Indonesia, Malaysia dan tiga negara Asia Tenggara lainnya.
Di luar itu, expo ini juga bertujuan untuk meningkatkan jumlah restoran halal bersertifikat di Jepang. "Saya tidak berpikir itu akan menyulitkan setiap pemilik restoran di Jepang untuk belajar bagaimana membuat makanan mereka bersertifikat halal," kata Hj Md Radzi Burhanuddin, presiden Malaysia perusahaan produksi animasi Les 'Copaque Production Sdn Bhd.
"Ambil Tokyo Banana, misalnya. Makanan ini sangat dikenal dikalangan wisatawan namun tidak halal karena mengandung babi," kata dia. Namun, produk itu bisa menjadi halal apabila menggunakan bahan nabati.