Kamis 25 Sep 2014 17:51 WIB

PBNU: Perbedaan Penetapan Idul Adha Hal Biasa

Rep: C83/ Red: Taufik Rachman
Jamaah haji wukuf di Padang Arafah, Makkah, Arab Saudi.
Foto: Republika/Yoghi Ardhi/ca
Jamaah haji wukuf di Padang Arafah, Makkah, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wasekjen PBNU, Imdadun Rahmat mengatakan perbedaan penetapan Idul Adha antara pemerintah dan Muhammadiyah tidak akan menimbulkan gejolak sosial di masyarakat.

 Hal tersebut dikarenakan masyarakat Indonesia telah memiliki pengalaman dan sikap dewasa terkait menyikapi perbedaan hari raya.

Baca Juga

"Perbedaan itu biasa saja, pemahaman masyarakat terhadap perbedaan hari raya sudah cukup tersebar dan dipahami. Jadi tidak perlu kahwatir," ujar Imdadun Rahmat saat dihubungi Republika Kamis (25/9).

Pemerintah telah melakukan sidang itsbat untuk menetapkan jatuhnya bulan baru atau 1 Dzulhijah 1435 Hijriyah. Pemerintah secara resmi menetapkan 1 Dzulhijah jatuh pada tanggal 26 September. Dengan demikian, 10 Dzulhijah bertepatan dengan 5 Oktober 2014 Masehi.

Sementara itu, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijah 1435 Hijriyah jatuh pada Sabtu  (4/10). Hal itu, sesuai data dan kesimpulan hasil hisab hakiki. Hisab hakiki adalah metode yang berpatokan pada gerak benda langit, khususnya matahari dan bulan sebenarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement