REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam telah lama dikenal di Amerika Selatan. Literatur menunjukkan perkenalan itu dimulai sejak interaksi dagang bangsa Afrika Barat dengan beberapa kelompok masyarakat Indian pada abad ke-15.
Perkenalan itu juga masuk ke wilayah arsitektur. Angelica Jimenez Martinez melakukan penelitian arsitektur Meksiko dan menjelaskan bagaimana arsitektur Islam ini berkembang di Meksiko.
Dalam penelitiannya, "Searching for Mexico's Mudejar Heritage", Martinez mengungkap setelah Reconquista atau penaklukan bangsa Moor atas Kerajaan Visigoth di selatan Spanyol hingga kejatuhan Granada, kota Islam terakhir, pada 1492, ada sebagian bangsa Moor yang memilih tetap bertahan di wilayah Spanyol Selatan. Mereka dikenal dengan sebutan mudejar. Mereka hidup di wilayah Spanyol Selatan dengan tetap melestarikan seni budaya Islam dalam setiap gaya arsitektur bangunan.
Warisan arsitektur ini kemudian di bawa oleh para koloni Spanyol pada era pelayaran besar-besaran bangsa-bangsa Eropa ke dunia baru, Benua Amerika.
Istilah seni arsitektur mudejar sebagai representasi arsitektur Moor Spanyol pun kemudian berkembang di Benua Amerika koloni Spanyol. Jejak ini masih terlihat di beberapa bangunan bersejarah era kolonial Spanyol di Meksiko. Beberapa bangunan, seperti Gereja San Francisco di Tlaxcala dan Kapel Royal di Cholula, Puebla memiliki pengaruh yang kuat dari unsur seni arsitektur mudejar.
Masyarakat Mestizo atau keturunan campuran di Amerika Selatan terus mewarisi seni arsitektur mudejar ini. Da lam beberapa hal yang bersifat religius, mereka tetap menolak kehadiran pengaruh budaya Arab di kehidupan mereka.
Dalam tulisannya, Martinez mengungkapkan bangunan dengan seni arsitektur campuran itu kini dikenal sebagai gaya Hispanik. Gaya tersebut merupakan elemen arsitektur yang sangat popular di bangunan sejarah era kolonial Spanyol di Amerika Selatan. Elemen ini yang mewarnai setiap gereja, biara, hingga gaya rumah era kolonial.
Namun, dia menjelaskan, seni arsitektur ini memiliki akar pada arsitektur mudejar. Yakni, warisan masyarakat Muslim yang bertahan di wilayah Spanyol Selatan setelah peristiwa Reconquista.
Model Hispanik dengan pengaruh mudejar sering dianggap sebagai bagian dari arsitektur Spanyol tanpa memperhitungkan pengaruh Arab di dalamnya. Padahal, menurut dia, unsur-unsur mudejar ini berkembang pada abad pertengahan Spanyol hasil dari pelayaran koloni Spanyol ke wilayah Meksiko.
Diego Angulo Iniguez, seorang sejarawan Spanyol yang meneliti arsitektur Hispanik-Amerika, dalam karya bukunya The Mudejar Style in Mexican Architecture mengungkapkan, gaya arsitektur mudejar telah berpengaruh dalam proses seni bangunan di Meksiko.
Menurut dia, arsitektur mudejar yang dikenal sebagai seni bangunan kolonial Hispanik Amerika juga memiliki akar Arab Spanyol setelah Reconquista. Dalam beberapa kasus, seni arsitektur mudejar di selatan Amerika ini kemudian menyebar di beberapa wilayah koloni di selatan, seperti Kolombia, Ekuador, hingga Peru.
Elemen arsitektur mudejar ini berkembang di wilayah koloni Spanyol Selatan di Amerika. Namun, pada abad ke-16, raja Spanyol mengeluarkan dekrit terkait larangan bangsa Moor Spanyol untuk masuk dan membuat koloni di Benua Amerika demi perkembangan agama Katolik.
Dengan demikian, elemen arsitektur mudejar ini kemudian menjadi klaim seni arsitektur Hispanik Amerika hingga saat ini. Padahal, jelas dia, seni arsitektur mudejar menjadi bukti pengaruh Islam Spanyol yang dibawa ke dunia baru, Benua Amerika.