Rabu 24 Sep 2014 15:09 WIB

Ini Makna Historis dan Sosial Idul Adha (1)

Rep: sonia fitri/ Red: Damanhuri Zuhri
Penyembelihan hewan kurban di Masjid At-Taqwa, Vila Regensi Tangerang II, Pasar Kemis, Tangerang, Sabtu (27/10).
Foto: ROL/Chairul Akhmad
Penyembelihan hewan kurban di Masjid At-Taqwa, Vila Regensi Tangerang II, Pasar Kemis, Tangerang, Sabtu (27/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terlepas dari keputusan final sidang itsbat yang akan diselenggarakan Rabu Sore (24/9) nanti perihal penetapan 1 Dzulhijah, Prof Dr Yunahar Ilyas menerangkan, Idul Adha memiliki makna historis dan sosial.

Menurut salah satu ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini, makna historis dan sosial Idul Adha seyogyanya menjadi inspirasi umat Islam dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT setiap hari.

Secara historis, kata Yunahar, Idul Adha menjadi momentum dalam mengabadikan pengorbanan Nabi Ibrahim yang bersedia melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih putra satu-satunya yang beliau cintai, Ismail.

“Pelajarannya, dalam mencapai rasa cinta kepada Allah, kita harus siap mengorbankan segala yang kita cintai, entah itu uang, harta dan keluarga,” kata Yunahar Rabu (24/9).

Bukan hanya benda materi yang harusnya dilepaskan untuk dicintai, tapi juga waktu dan pengorbanan harus ditujukan kepada Allah SWT, bukan kepada makhluk.

Bukti perjuangan, sambung Yunahar, adalah pengorbanan. Maka momen Idul Adha dari segi historis adalah melatih umat untuk senantiasa berkorban secara ikhlas kepada Allah semata.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement