Senin 22 Sep 2014 17:30 WIB

Agar Pembagian Daging Kurban Merata, Ini Usul Persis

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Damanhuri Zuhri
Daging kurban
Foto: Musiron/Republika
Daging kurban

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pembagian daging hewan kurban di kota besar setiap tahun kerap terjadi masalah. Bahkan, tahun lalu di Masjid Istiqlal, Jakarta, sampai ada korban jiwa akibat berebut untuk mendapat sekantung paket daging kurban melalui kupon yang telah dibagikan.

Hal ini kemudian dievaluasi oleh pengurus masjid. Mulai tahun ini, panitia pemotongan hewan kurban Idul Adha 1435 Hijriyah di Masjid Istiqlal, Jakarta, tidak akan membagikan daging kurban dengan kupon seperti tahun sebelumnya. Cara ini untuk menghindari kerumunan massa yang berpotensi mendatangkan korban jiwa.

Menurut Sekum PP Persatuan Islam (Persis) Irfan Safruddin, pembagian daging kurban memang seharusnya tidak dilakukan dengan menggunakan mekanisme antrian kupon.

Selain menyebabkan antrian, pembagian kupon juga berpotensi banyak terjadinya penerimaan ganda. Artinya, kata dia, satu orang bisa mendapat satu paket lebih.

“Pembagian daging kurban menggunakan kupon itu kurang maslahat,” katanya kepada Republika, Senin (22/9). Menurutnya, pembagian yang diserahkan langsung ke masyarakat, seperti yang direncanakan oleh panitia kurban Masjid Istiqlal, memang lebih baik dari metode kupon.

Tetapi, lanjutnya, akan lebih baik jika masjid menyalurkan sebagian hewan kurban hidup ke masjid-masjid atau mushalla yang hewan kurbannya sedikit.

Sebab, selain sebagai wujud aspek pemerataan, hal itu juga untuk menyemarakkan masjid atau mushalla kecil di seluruh penjuru Tanah Air yang kekurangan hewan kurban.

Dia mengusulkan, masjid besar di setiap daerah diharapkan dapat mengimplementasikan di daerahnya masing-masing. Itu bisa dilakukan dengan pendataan setiap desa.

Caranya dengan kerjasama antara pemerintah desa dengan panitia pemotongan hewan kurban di masjid besar di setiap daerah. Sehingga pemerataan bisa benar-benar diwujudkan. “Karena kurban juga syarat dengan nilai-nilai sosial,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement