REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beragam cara dari mulai pembagian secara acak, menggunakan sistem kupon, pemetaan sasaran penerima daging kurban dengan mengacu pada daftar mustahik, hingga pembagian hewan hidup ke masjid-masjid kecil. Keseluruhannya baik jika ada ketertiban tanpa menodai kehormatan para dhuafa dalam prosesnya.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Imam Addaruqutni mengatakan perlu ada satu mekanisme yang menjamin pembagian hewan kurban agar berjalan aman, nyaman, terdistribusi, dan tanpa menyiksa. Mekanisme ini bisa berupa pendataan mustahik.
“Karena itu, pendataan dini kelompok mustahik bisa dilakukan bekerja sama dengan pemerintah desa setempat,” tuturnya. Cara lainnya ialah dengan mendistribusikan langsung hewan qurban hidup untuk disembelih masing-masing desa yang masih lemah dari segi kekuatan ekonominya.
Pemerintah, lanjut dia, juga perlu membuat data akurat soal sasaran penerima daging qurban. Data tersebut, bisa bermanfaat juga ke depannya untuk secara periodik menganalisis fluktuasi kaum faqir miskin setiap tahunnya. Pendataan dapat dimulai dari menjaring data di tingkat grass root semisal RT, RW dan Kelurahan oleh petugas pemerintah maupun para relawan.