Jumat 19 Sep 2014 16:54 WIB

Ummu Aiman, Pengasuh Rasulullah (2-habis)

 Ummu Aiman adalah pelayan di keluarga Abdullah bin Abdul Muthalib.
Foto: Huffingtongpost.ca
Ummu Aiman adalah pelayan di keluarga Abdullah bin Abdul Muthalib.

Oleh: Ratna Ajeng Tejomukti   

Ketika masuk Islam pertama kali, Ummu Aiman pun pernah mengalami penganiayaan dari orang kafir Quraisy. Dia pernah ikut dalam dua hijrah ke Habasyah dan ke Madinah.

Ketika Ummu Aiman hijrah, dia menginap di Munsharif dekat Rauha. Dia merasa kehausan dan tidak memiliki air.

Namun, dia sedang dalam keadaan puasa sehingga dia pun merasa payah dan letih. Tiba-tiba terulur sebuah ember dari atas langit yang berisi cairan putih. Ummu Aiman pun meminumnya.

Sejak saat itu, Ummu Aiman tidak pernah merasa kehausan lagi. Allah telah menghilangkan rasa hausnya sepanjang hidupnya, bahkan Allah menghilangkan rasa laparnya sepanjang hayatnya.

Ummu Aiman juga menemani Rasul ketika pindah ke Makkah dan melakukan ekspedisi ke Khaybar dan Hunain. Ummu Aiman dikenal sebagai pahlawan perempuan yang pemberani, seorang pendidik dan pengasuh yang mulia. Rasulullah pun menganggap Ummu Aiman seperti ibunya sendiri.

Dia selalu memanggil ibu kepada Ummu Aiman. “Dialah sisa dari anggota keluargaku, dialah sisa dari anggota keluargaku,” ujar Rasulullah. Rasulullah sangat menyayangi Ummu Aiman.

Dalam sebuah hadis dari Anas RA, dia mengatakan, ketika itu seseorang memberikan Rasulullah beberapa batang pohon kurma sampai kemudian Rasulullah menaklukkan Quraidzah dan Nadhir.

“Keluargaku menyuruhku untuk mendatangi Rasulullah agar aku meminta kepada beliau apa yang telah mereka berikan atau sebagian saja. Akan tetapi, Rasulullah sendiri telah memberikannya pada Ummu Aiman. Kemudian, Ummu Aiman datang. Dia memberikan pakaian di leherku. Ummu Aiman menolak sampai Rasulullah memberikan sepuluh kali lipat.”

Apa yang dilakukan Ummu Aiman semata-mata karena mengira pohon kurma itu adalah hibah selamanya, padahal hanya saat satu kali panen. Ketika Rasulullah meminta kembali pohon kurma tersebut, Rasul menggunakan cara yang lunak dan lembut dengan ganti yang berlipat-lipat agar merelakan pohon kurma tersebut.

Ini merupakan sedekah dan penghormatan Rasul kepada ibu asuhnya. Karena, Ummu Aiman berhak mendapatkan perlindungan dan pengasuhan. Ummu Aiman wafat lima belas bulan setelah Rasulullah wafat. Dia pun dijanjikan oleh Rasulullah sebagai salah seorang wanita penghuni surga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement