REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Diskusi Jumat Malam di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta sudah berusia 35 tahun. Meski hanya sebuah tempat berdiskusi, ternyata memberi manfaat bagi dosen UIN Sunan Kalijaga dalam meningkatkan kemampuan keilmuan.
“Selain dapat meningkatkan wawasan para dosen yang turut berdiskusi, wadah ini juga bisa memberikan angka kredit bagi dosen yang ingin mengajukan kenaikan pangkat,” kata ketua Diskusi Jumat Malam, Mohammad Damami pada tasyakuran ulang tahun ke 35 dan sarasehan di Kampus UIN Suka Yogyakarta, Kamis (18/9).
Lebih lanjut Moh Damami menjelaskan Diskusi Jumat Malam yang diperuntukan bagi dosen tetap UIN Sunan Kalijaga ini digagas Prof Mukti Ali tahun 1978. Awalnya, hanya diperuntukan bagi dosen yang pernah dibimbing Mukti Ali.
Ide ini muncul karena terjadi krisis intelektual di kalangan staf pengajar di lingkungan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) di seluruh Indonesia.
“Seharusnya dosen memiliki pemikiran yang rasional ilmiah, cinta akan ilmu dengan gemar mempelajarinya, pandai berbahasa asing dan memanfaatkannnya untuk mempelajari ilmu dari luar, memiliki wawasan dan keahlian secara metodologis untuk memahami agama. Namun waktu itu tidak semua dosen memiliki kemampuan tersebut,” kata Damami menerangkan.
Hal ini, kata Damami, disebabkan Departemen Agama (kini Kementerian Agama) tidak memiliki dana untuk membiayai para dosen IAIN melanjutkan studi pascasarjana. Karena itu, Mukti Ali yang menjabat Menteri Agama RI tahun 1971-1978 membentuk forum diskusi ini.
Dari forum diskusi ini, Mukti Ali menginginkan, pemahaman yang lebih luas mengenai Islamic Studies. Berkat pengalamannya belajar di luar negeri, ia melihat tingkat keilmuan di negara-negara Barat yang sudah mencapai tatanan masyarakat yang memandang segala realitas kehidupan dengan memakai standar ilmiah.
Maka Mukti Ali menginginkan perbaikan pemikiran pada dosen UIN Sunan Kalijaga. Melalui forum diskusi ini para dosen digembleng untuk menuangkan gagasan dan gejolak alam pikiran mereka.
Forum diskusi ini melakukan diskusi ilmiah dosen secara rutin tiap Jumat malam sejak tahun 1978 sampai sekarang. Dalam setiap diskusi, dihadirkan seorang dosen tetap UIN Sunan Kalijaga untuk memaparkan satu permasalahan dalam makalah, kemudian dikritisi semua peserta diskusi sampai ditemukan paparan penyelesaian.
Dalam perjalanan waktu, forum Diskusi Jumat Malam dosen UIN Sunan Kalijaga sering menghadirkan berbagai nara sumber. Di antaranya, Syu’ban Asa, Saifullah Mahyudin, Djauhari Muhsin, Kuntowidjoyo, Syamsuddin Abdullah, Muin Umar, Kamal Muchtar, Simuh, dan Wajiz Anhar.
Selain itu, juga ada tokoh lain seperti Deliar Noer, WS Rendra, Nano Anwar, Makarim, Prof Sudjito, Prof Sutrisno Hadi, Prof Lafran Pane, Pranarka, Karkono, BJ. Boland, Bakker, Niels Mulder, James Peacock dan lain-lain.