REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta,- Menteri Agama Lukman Hakim Syafuddin mengaku optimis jika pihaknya mampu mendinamisir geliat madrasah-madrasah di daerah untuk lebih baik. Menurut mantan Wakil Ketua MPR itu, madrasah di seluruh Indonesia tidak kalah hebatnya dengan pendidikan yang setara lainnya dan sangat siap bersaing.
Oleh sebab itu, rasanya perlu ada perubahan mindset dan pola pikir agar mampu mendinamisir geliat madrasah-madrasah di daerah untuk lebih baik.
"Ini juga menumbuhkan semangat agar lembaga pendidikan madrasah tidak dianggap sebagai the second option di antara lembaga pendidikan yang setara lainnya,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Senin (15/9)
Oleh karena itu, kata Lukman peran teknologi Informasi dan media sangat penting untuk menjadikan madrasah pada akhirnya sangat diperhitungkan dari sisi kualitas yang dimiliki.
Dirinya juga mengutip beberapa pemikir Barat yang menyampaikan bahwa kesalahan yang dilakukan berulang-ulang atau kesalahan yang selalu diulang-ulang akan menjelma menjadi kebenaran.
“Atau dalam bahasa ekstrem akan menjadi budaya. Kekeliruan yang dilakukan terus-menerus, karena didesiminasikan secara terus-menerus itu bisa menjadi kebenaran. Sehingga kesalahan yang disiarkan terus-menerus akan menjadi kebenaran,” tandas Wakil Ketua Umum PPP ini.
Direktur Pendidikan Madrasah, Prof. Dr. Nur Kholis Setiawan, menyatakan dalam tiga tahun terakhir ini hasil UN (Ujian Nasional) MA lebih baik ketimbang hasil UN SMA. Tetapi karena publikasi yang masih kurang di media, belum banyak teman yang menulis di media tentang capaian yang dimiliki madrasah.
"Tidak akan banyak orang yang tahu,” jelas pria yang akrab disapa Pak Nur itu. Dia melanjutkan, dirinya sempat mendapatkan kesan positif ketika melakukan kunjungan ke madrasah di sebuah daerah.
Madrasah tersebut memasang spanduk yang bertuliskan “Jadikanlah Madrasahmu sebagai tempat berlabuh tidak hanya sekadar tempat datang dan pergi.” Ini menarik untuk diresapi. Kosa kata yang dipajang di spanduk yang besar di sebuah madrasah terpencil.