Senin 01 Sep 2014 04:16 WIB
Islamophobia Terus Meningkat

Politikus Anti-Islam Berencana Kurangi Penduduk Maroko di Belanda

Rep: c91/ Red: Joko Sadewo
Pimpinan Partai Kebebasan Belanda (PPV) Geert Wilders.
Foto: AP
Pimpinan Partai Kebebasan Belanda (PPV) Geert Wilders.

REPUBLIKA.CO.ID, DEN HAAG -- Politikus sayap kanan Belanda, Geert Wilders, dikecam, karena mengatakan, akan mengurangi penduduk Maroko di Belanda, kepada para pendukungnya, pada Maret lalu. Keturunan Maroko sendiri memang kelompok terbesar di Belanda.

"Hari ini kita memasukkan berkas ke polisi untuk mengajukan keluhan terhadap diskriminasi dari Wilders," ujar Habib el Kaddouri, koordinator Belanda-Maroko Foundation (SMN), kepada AFP, seperti dilaporkan Gulf News pada Maret lalu.

Baca Juga

Dalam sebuah tayangan televisi, Wilders bertanya kepada pendukungnya, apakah ingin lebih sedikit atau lebih banyak orang Maroko di Belanda. Lalu para pendukungnya menjawab, "Sedikit! Sedikit!" Ia pun membalasnya dengan tersenyum dan berkata "Kita akan mengatur itu."

Menurut El Kaddouri, tindakan Wilders kali ini sudah keterlaluan. Sebelumnya pada 2011, pengadilan membebaskan politikus pendukung Islamophobia tersebut dari tuduhan ucapan bernada kebencian. Pengadilan memutuskan, ucapan Wilders yang menergetkan pada satu kelompok agama diizinkan dalam hukum kebebasan berbicara di Belanda, kecuali bila ditujukan untuk kelompok etnis tertentu.

Wilders sendiri sering diprotes oleh komunitas imigran Belanda, karena retorikanya yang selalu anti-Islam. Bahkan, ia pernah membandingkan Al Quran dengan buku karya Hitler. Selain itu, dirinya juga menyebut Islam sebagai agama fasis.

Dalam Pemilu lalu, Wilders menyuarakan anti Maroko, di Den Haag. Kepada para pendukungnya ia mengatakan, boleh mengajukan pertanyaan tersebut, sebab kebebasan berbicara dilindungi. "Kami tidak mengatakan hal yang melanggar hukum," ujarnya.

Hanya saja bagi El Kaddouri, pernyataan tersebut membuat warga Maroko merasa tak nyaman. Perdana Menteri Mark Rutter pun turut mengritik Wilders. Menurutnya, komentar Wilders meninggalkan bekas tak enak di mulut. "Perbuatannya sudah terlalu jauh," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement