REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ustadz Erick Yusuf*
“Bro, apa bener ISIS buatan Amerika?”, “wah mesti dilihat dulu sob, banyak palsunya sekarang mah”…ahaay Jaka Sembung makan peuteuy alias ga nyambung euy. Obrolan ISIS ini ramai sekali di sudut-sudut pertemuan baik reunian, halal bihalal, pengajian, maupun acara ngopsor alias ngopi sore.
Ihwal ISIS yang singkatannya (Islamic state of Irac and Sham/Suriah), memang banyak digunjingkan akhir-akhir ini karena menebar kekerasan terlebih lagi kekejamannya. Bahkan bukan hanya di Indonesia fatwa haram dan larangan mengikuti kelompok ini ditetapkan tetapi juga di Negara-negara islam lainnya. Ada isu bahwa ISIS adalah bagian dari rekayasa, bahwa video sadis pemenggalan juga hoax dan sebagainya. Ini bagian yang saya ga paham hehe. Tapi sangking menjadi perbincangan yang serius dan menggelisahkan karena ada pola perekrutan pada remaja-remaja khususnya, membuat orang-orang yang berguyon terhadap ini menjadi cibiran sekelompok masyarakat dunia maya. Seperti contohnya Pak Menkominfo yang menyebutkan ISIS adalah Istri Sholehah Idaman Suami. Dengan serta merta parodi singkatan ini membuat beliau di–bully di twitter. Malah ada yang mengusulkan agar beliau segera mengundurkan diri dari Menkominfo. Waduh..waduh.
Banyak memang yang merindukan suatu Negara yang berdasarkan landasan keadilan yang bersumber dari Allah dan RasulNYA. Sebagaimana dahulu Rasulullah SAW membangun madinah. Dengan sentuhan cinta dan kasih sayang, sebagaimana Allah mengedepankan sifat /namaNYA. “Bismillahirahmannirahiim, Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”. Dengan kerinduan itulah ketika mendengar ISIS yang seakan-akan menegakkan dawlah Islamiyah banyak orang yang melirik, tapi ternyata kenyataannya tidak sesuai dengan penamaannya. Semangatnya bukan dengan semangat islami malah jauh dari spirit kasih dan sayang yang didambakan. Tapi kenapa pertanyaannya sekarang islam selalu dikaitkan dengan kekerasan?, dari mulai teroris 9/11, segala macam peristiwa bom bunuh diri dan sekarang ISIS. Apakah ini sebuah rekayasa pencitraan global dari antitesis spirit pengasih dan penyayang yang diusungnya? Ataukah memang ini sudah menjadi cermin dari kita semua, apakah mungkin orang-orang islam sudah mulai meninggalkan spirit kasih sayang tersebut?.
Ah, coba kita tengok cermin didepan kita. termasuk orang yang cepat marahkah kita?. semisal dijalanan, pada anak kita, orang tua, apakah bahasa kita masih menggunakan bahasa yang lemah lembut. Atau mulai penuh dengan umpatan bahkan makian. Ketika menulis status lebih banyak mana, yang meneduhkan hati atau yang memancing emosi. Apakah lebih banyak curhat dan kegaulauan yang kita umbar atau lebih banyak nasihat serta ajakan kebaikan.
mmh…mari kita lembutkan hati, Rasulullah SAW. bersabda: Wahai Aisyah, Sesungguhnya Allah itu Maha Lembut yang menyukai kelembutan. Allah akan memberikan kepada orang yang bersikap lembut sesuatu yang tidak diberikan kepada orang yang bersikap keras dan kepada yang lainnya. (Shahih Muslim No.4697).
karenanya yuk kita bercermin, kalo kata mendiang Michael Jackson,” iam starting with the man in the mirror, iam asking him to change his way…if you wanna make the world a better place, just take a look at your self then make that change.”
Tidaklah lebih baik dari yang berbicara ataupun yang mendengarkan, karena yang lebih baik disisi ALLOH adalah yang mengamalkannya.
Pimpinan Lembaga Dakwah iHAQI
Twitter @erickyusuf – www.ihaqishop.com