REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Mantan Mufti Besar Yerusalem, dan Imam Masjidil Aqsha, Ikrima Sabri mengkritik pemerintahan diktaktor di negra-negara Arab. Menurutnya, pemerintahan model macam itu hanya akan mendorong munculnya kelompok ekstrimis.
Ia juga menyayangkan para cendikiawan Muslim dan ulama seperti kurang inisiatif dalam menanggulangi masalah ekstrimisme. 'Ekstrimisme adalah hasil dari tekanan dari kediktatoran administrasi dan ulama tidak melakukan pekerjaan mereka dengan baik, "kata Sabri, seperti dilansir worldbulettin, Kamis (27/8)
Ia pun meminta cendikiawan Muslim dan para ulama bekerja keras menyebarkan ajaran otentik Islam. Dia juga mendorong para cendikiawan Muslim untuk mengisi rongga dalam masyarakat dan berbaur lagi dengan masyarakat umum.