REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pengurus Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Timur mencetak 80 jurnalis santri melalui pelatihan jurnalistik di pesantren di Lamongan dan Sumenep.
"Pelatihan yang bekerja sama dengan media nasional itu merupakan ikhtiar untuk mengembangkan kemampuan pelajar dan santri dalam bidang jurnalistik," kata Ketua IPNU Jatim Imam Fadlli di Surabaya, Selasa.
Ia menjelaskan Diklat Jurnalistik Pelajar dan Santri se-Jatim yang merupakan kerja sama IPNU-Kompas itu dilaksanakan di Pesantren Sunan Drajat, Paciran, Lamongan 22-24 Agustus lalu.
"Itu penyelenggaraan gelombang kedua, sedangkan gelombang pertama dilaksanakan di Pesantren An-Nuqoyyah, Guluk-Guluk, Sumenep, Madura akhir Juni lalu," katanya.
Ia mengharapkan pelatihan itu akan memunculkan pelajar dan santri yang memiliki kemampuan dalam mengelola media massa secara handal serta terlahirnya generasi jurnalis di kalangan santri.
"Kegiatan itu juga bertujuan menggali potensi minat dan bakat pelajar dan santri di bidang tulis menulis dan mencetak jurnalis muda yang kreatif dan inovatif," katanya.
Materi dalam pelatihan dengan narasumber dari tim redaksi dan wartawan Koran Kompas adalah Dasar-dasar Jurnalistik, Kode Etik Jurnalistik, Tehnik Penulisan dan Investigasi Berita, Penulisan Features dan Artikel, Manajemen Keredaksian, Layout, dan Fotografi.
"Acaranya selalu dihadiri pengasuh pesantren, seperti KH Abdul Ghofur di Lamongan, pengurus PWNU Jatim, Ninok L (Wakil Direktur Kompas), dan Muhammad Bakir (Wakil Redaktur Pelaksana)," katanya.
Ia menambahkan pelatihan jurnalistik PW IPNU Jatim itu merupakan kegiatan yang dilaksanakan setiap periode kepengurusan dan sudah mencetak jurnalis IPNU yang berkontribusi pada beberapa media massa.
"Kader IPNU Jatim yang menjadi wartawan tersebar pada media cetak, televisi, radio, dan media online, sehingga kader-kader IPNU dari pesantren dan madrasah turut 'mewarnai' Jatim," katanya.