Senin 25 Aug 2014 16:22 WIB

Berwisata Religi di Pulau Seribu Masjid (1)

Warga memancing ikan di sekitar mercusuar di kawasan perairan Poto Tano, Sumbawa Barat, NTB,
Foto: Antara
Warga memancing ikan di sekitar mercusuar di kawasan perairan Poto Tano, Sumbawa Barat, NTB,

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- Pulau Lombok yang dikenal juga dengan julukan Pulau Seribu Masjid. Julukan itu tentu memberikan seribu makna pula bagi masyarakat di daerah-daerah lain yang belum pernah datang ke Pulau Lombok khususnya ke Kota Mataram.

Salah satu makna yang terkandung dari julukan itu adalah penduduk di Pulau Lombok sebagian besar umat Muslim yang kehidupannya sehari-hari selalu berpegang pada ajaran-ajaran agama Islam.

Kota Mataram yang merupakan ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Barat bermotokan "maju, religius dan berbudaya" memiliki penduduk yang heterogen dari berbagai macam suku, agama dan etnis, namun kehidupan warga di Kota Mataram memiliki toleransi yang tinggi sehingga mereka dapat hidup rukun dan aman. Hal itu terlihat dengan adanya tempat ibadah antarumat yang berdampingan satu dengan lainnya.

Pemerintah Kota Mataram saat ini sedang berbenah menata destinasi religius. Megahnya bangunan masjid Islamic Center yang berada di tengah Kota Mataram menjadi semangat pemerintah untuk mengembangkan destinasi wisata religius di daerah itu.

"Saya akan jual (promosikan) Islamic Center," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram H Abdul Latif Nadjib saat acara halal bihalal dengan insan pers Nusa Tenggara Barat di pendopo Wali Kota Mataram.

Islamic Center adalah modal besar untuk menarik para wisatawan datang ke Kota Mataram. Untuk menyambut para wisatawan itu, saat ini pihaknya sedang melakukan berbagai upaya dan sinergitas program.

Diantaranya, menggandeng para pemilik hotel dan biro perjalanan wisata untuk mempromosikan keberadaan Islamic Center yang merupakan masjid terbesar dan termegah di NTB dengan tinggi menara 99 meter sesuai dengan Asmaul Husna atau nama-nama Allah yang indah dan baik.

Menara ini nantinya akan menjadi objek wisata, dimana selain wisatawan datang untuk beribadah di Islamic Center, para turis juga bias berfoto sebagai kenang-kenangan, serta tidak lupa naik ke menara untuk melihat Pulau Lombok dari atas menara Islamic Center tersebut.

Harapannya nanti sama dengan Masjid Istiqlal di Jakarta, Masjid Agung di Bandung dan Masjid Kubah Emas Depok yang selalu dikunjungi wisatawan kendati hanya untuk berfoto. "Dengan berfoto di Masjid Istiqlal maka semua orang akan tahu bahwa dia berada di Jakarta, begitu juga dengan Masjid Agung dan Masjid Depok," katanya.

Seperti itulah yang diinginkan Pemerintah Kota Mataram, pada saat wisatawan melihat gambar Islamic Center, mereka pasti sudah tahu bahwa itu di Kota Mataram, Nusa Tengga Barat.

Selain itu, pihaknya akan menggandeng para perajin garmen dan kayu cukli yang merupakan produk kerajinan unggulan di Kota Mataram agar mereka membuat berbagai pernak-pernik bertemakan Islamic Center.

Seperti gantungan kunci, pulpen, baju kaus bergambar Islamic Center, batik sasak samawa mbojo (sasambo) bermotif Islamic Center, serta aksesoris lainnya, sehingga Islamic Center akan menjadi ikon utuk menarik wisatawan ke Kota Mataram.

"Jika di Bali banyak dijual baju bergambar barong, di Mataram juga ada, padahal Barong Mataram tidak ada. Lalu apa salahnya kita membuat baju dengan gambar Islamic Center yang memang ada di Mataram," katanya.

Kaos Lombok memang sudah cukup terkenal, sehingga pihaknya menginginkan kaos yang lebih khusus yakni kaos Kota Mataram yang menggambarkan sisi positif dari kota ini terutama yang bernuansa religius. Contohnya, "gerobak terang bulan dasan agung", "tahu tempe kekalik", "I Love Mataram", "kotak antik cukli" dan "emas perak sekarbela".

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement