Kamis 14 Aug 2014 09:14 WIB

Muslim AS Wujudkan Terjemahan Alquran dalam Bahasa Isyarat

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Bilal Ramadhan
Seorang Muslim tengah membaca Alquran di masjid.
Foto: Antara
Seorang Muslim tengah membaca Alquran di masjid.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON-- Gagasan untuk membantu Muslim penyandang gangguan pendengaran untuk lebih memahami Islam dan Alquran dengan menerjemahkan Alquran ke dalam bahasa isyarat di AS akhirnya diwujudkan. Adalah Global Deaf Muslim (GDM) yang menginisiasi gagasan ini untuk membantu 55 juta Muslim penyandang tuna rungu di seluruh dunia.

Pendiri GDM, Nashiru Abdulai (38 tahun) mengungkapkan sejak menjadi penyandang tuna rungu 28 tahun lalu, ia hanya  bisa memandangi pengeras suara karena tak ada penerjemah yang bisa membatu saat datang ke masjid jika ada pengajian atau ceramah agama. Nashriu sendiri pindah dari Ghana ke Virginia, AS saat usianya 19 tahun.

Ia menyayangkan tidak adanya layanan semacam itu di masjid. Karena itulah ia mendirikan GDM agar Muslim penyandang tuna rungu bisa memperoleh haknya dan memastikan komunitas Muslim menjadi kelompok yang bisa diakses serta inklusif untuk semua.

''Kami harap keberadaan GDM juga bisa meningkatkan kesadaran Muslim penyandang tuna rungu dengan isu-isu hangat tentang Islam melalui komunitas,'' ungkap Nashiru seperti dikutip Desert News, Rabu (13/8).

Dengan cabang di California, Virginia, Minnesota, Illinois dan Texas serta tambahan cabang di Kanada dan Ghana, GDM berhasil mengumpulkan dana 480 ribu dolar AS untuk memulai proyek menerjemahkan Alquran ke dalam bahasa isyarat Amerika.

Pusat Kebudayaan dan Kegiatan Sosial untuk Penyandang Tuna Rungu Qatar belum lama ini mendonasikan kamus terjemahan isyarat istilah-istilah dalam Islam untuk penerjemahan dalam bahasa Arab. Namun demikian, kata Nashiru, kamus serupa harus juga tersedia secara universal untuk Muslim penyandang tuna rungu di mana saja.

Profesor studi Islam dari Shenandoah University dan Nova College yang membantu GDM, Doud Nassimi mengatakan hal pertama yang dibutuhkan Muslim penyandang tuna rungu adalah penerjemah untuk khutbah Jumat dan ceramah agama.

Pemimpin komunitas Muslim harus tahu jumlah Muslim penyandang tuna rungu dalam komunitas mereka. Uang yang terkumpul harus digunakan untuk mempekerjakan penerjemah. ''Ini penting. Sulit bagi mereka mendapatkan sesuatu dari ceramah jika mereka tidak difasilitasi dengan penerjemah,'' ungkap Doud.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement