REPUBLIKA.CO.ID, Ramadhan selalu menjadi bulan khusus dengan hidangan kuliner yang khas pula. Demikian pula hingga akhir Ramadhan dan perayaan Idul Fitri, menu istimewa juga tersaji sebagai bagian perayaan kebahagiaan.
Pada era Turki Usmani, kudapan manis dan permen menjadi wajib karena akan dibagikan kepada anak-anak. Mengutip laman Foodbycountry.com, sucuk (sosis pedas), pide (roti pipih), gullac (puding rasa mawar), dan baklava (kue kacang) menjadi hidangan khas Ramadhan di Turki.
Sementara, lokma (panekuk manis) dan locum atau Turkish Delight (permen Turki) jadi dua makanan yang sering menjadi hadiah makanan bagi tetangga dan hadiah bagi anak-anak. Kudapan manis ini masih menjadi bagian penting Idul Fitri di Turki saat ini.
Felicia Campbell dalam The Spice Routes on a Plate menulis, shuwa menjadi hidangan tradisional istimewa untuk merayakan Idul Fitri di Oman.
Kambing atau domba yang dibumbui rempah- rempah dan dibaluri minyak, lalu dibungkus daun pisang atau daun kelapa. Kambing kemudian dimasak perlahan di wajan panas selama 24 hingga 48 jam. Ini dilakukan agar bumbu meresap dan daging mudah terpisah dari tulang saat dimakan.
Air seduhan mawar, tulis Michael R Hayward dalam artikel The Roses of Taif, menjadi minuman yang harus ada di rumah-rumah masyarakat Arab Saudi, terutama di Riyadh, saat Ramadhan dan Idul Fitri. Konon, air seduhan mawar bagus untuk hati dan lambung. Selain diseduh, air mawar juga digunakan untuk makanan jeli, manisan, dan kosmetik.
Kurma dengan segala keutamaannya dari sunah Rasulullah dan manfaatnya juga menjadi buah sumber makanan Idul Fitri di Timur Tengah. Dalam artikelnya, Carrying Dates to Hajar, Eric Hansen mengungkapkan buah tumbuhan suku palem-paleman ini biasa dibuat toffee dan isian kue ma'moul.